BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat serta
salamsemoga selalu tercurah kepada makhluk Allah yang paling mulia yaitu
Muhammad
dan para keluarga serta para sahabat beliau.
Anak adalah amanah ditangan
bapaknya.Hatinya masih suci ibarat permata bersih yang mahal harganya. Oleh
karena itu, sangatlah perlu menjaga dan memeliharanya tetap bersih kualitasnya.
Begitu pula dengan anak, setiap anak memerlukan didikan dan tuntunan yang benar
dari kedua orang tuanya.
Akan tetapi terlihat jelas hari demi
hari, kerongkongan orang-orang islam terasa sesak karena kompleksnya
problematika pendidikan anak, penglihatan mereka jadi tidak stabil dan hati
mereka sesak. Mengapa kehidupan ini telah menjelma menjadi kehidupan yang jauh
dari ilai keimanan. Sehingga sikap durhaka kepada syari’at islam dan kedua
orangtua menjadi karakteristik zaman modern ini. Fenomena kedurhakaan dalam
motif apapun lebih tergambar jelas, dari masalah seorang anak membunuh ibunya
ketika sedang shalat, memukuli bapaknya serta mengancamnya sampai seorang anak
merasa gelisah, bosan serta berani terhadap kedua
orangtuanya karena kemiskinan dan kefakirannya.
Maka melihat betapa pentingnya
pendidikan tentang pembentukan anak shalihah untuk kita sekalian, agar kita
sebagai anak dan para orangtua dapat mengambil hikmah terhadap tulisan disini
dan merealisasikan apa yang tertulis agar kita sekalian mengetahui bagaimana
nikmatnya menjadi anak sholihah yang selalu didambakan orangtua dan yang
senantiasa mencintai Allah dan RasulNya.
I.2 Rumusan Masalah
·
Apa
yang dimaksud anak yang shalihah?
·
Bagaimana
karakteristik anak shalihah?
·
Bagaimana
menjadi anak shalihah yang sebenarnya?
·
Apa
hikmah anak shalihah?
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1 Al Qur’an
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ
النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ
وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ
مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
"Dijadikan indah
pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu:
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di
dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surge)” ( Ali Imran : 14 )
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ
لا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
"Dan (ingatlah) ketika Luqmanberkata
kepada anaknyaketika dia memberi pelajaran kepadanya, "Wahai anakku!
Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah)
adalah benar-benar kezaliman yang besar.”)
Luqman: 13 )
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ
حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ
كَثِيرًا“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu
suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah
dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah."(Al Ahzab: 21 )
II.2 As Sunnah
عن
ابي هريرة ان رسو ل الله صلى الله عليه و سلم قال : اذا ما ت الانسا ن انقطع عمله
الا من ثلاث صد قة
جا رية او علم ينتفع به او ولد صلح يد عو له ( رواه مسلم )
“ Jika seorang
hamba meninggal maka terputuslah amal perbuatannya kecuali dari 3 perkara :
sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang senantiasa mendo’akannya.”
–HR. Muslim-
عن
عبد الله بن عمرو ان رسو ل الله صلى ا لله عليه و سلم قال : الدنيا متاع و خير
المراة الصا لحة.
(رواه مسلم)
“Dunia adalah perhiasan dan
sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah.”
–HR. Muslim-
وعن
عبد الله بن عمر رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : رضا الله في
رضا الوالدين و سخط الله في سخط الوالدين – اخر
جه الترمذي ومححه ابن حبان والحاكم -
“Ridho Allah tergantung dari ridho orang tua dan
murka Allah itu tergantung dari murka orang tua.”
BAB III
HAKIKAT ANAK SHALIHAH
III.1 Pengertian Anak Shalihah
III.1.1 Anak Shalihah Secara Bahasa
Anak sholihah adalah sebaik-baik
kekayaan manusia dalam hidupnyadan setelah mati, oleh karena itu Nabi
bersabda:
عن
ابي هريرة ان رسو ل الله صلى الله عليه و سلم قال : اذا ما ت الانسا ن انقطع عمله
الا من ثلاث صد قة
جا رية او علم ينتفع به او ولد صلح يد عو له ( رواه مسلم )
“ Jika seorang hamba meninggal maka terputuslah amal
perbuatannya kecuali dari 3 perkara : sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat,
dan anak yang senantiasa mendo’akannya.” –HR. Muslim-
Kata “shalih” diatas merupakan kata fa’il (subyek) dari
kata صلح - يصلحyang
artinya memperbaiki, maka arti shalih secara umum adalah orang yang memperbaiki
=orang yang bermanfaat =orang yang berguna.
Jadi dengan menilik arti kata
shalih secara bahasa maka bisa didapat arti secara istilah:
·
Anak
yang berakhlak baik terhadap Allah سبحا
نه و تعا لى
dan RasulNyaserta kedua
orangtuanya.
·
Anak
yang bermanfaat untuk diinnya, orangtua dan masyarakatnya, bermanfaat dalam
iqomatuddiin dan bermanfaat baik ketika kedua orangtuanya masih hidup atau
sudah tiada.
III.1.2 Anak Shalihah Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah
Al-Qur’an merupakan
sebuah mukjizat yang terbesar bagi kehidupan ini, banyak hakikat kehidupan yang
tertulis disana, begitu pula masalah anak. Sepertidifirmankan Allah: Q.S Ali
Imron: 14
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ
النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ
وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ
مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
"Dijadikan indah
pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu:
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di
dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surge)” ( Ali Imran : 14 )
Dari ayat tersebut jelas tertulis bahwa ank merupakan anugrah Allah سبحا
نه و تعا لى, yang diberikan kepada
manusia. Hal tersebut juga menjadikan pengertian anak merupakan anugrah
sekaligus ujian dalam kehidupan dunia. Begitu juga dengan sabda Nabi
:
عن
عبد الله بن عمرو ان رسو ل الله صلى ا لله عليه و سلم قال : الدنيا متاع و خير
المراة الصا لحة.
(رواه مسلم)
“Dunia adalah perhiasan dan
sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah.”
–HR. Muslim-
Wanita disini merujuk kepada anak shalihah karena cikal bakal seorang
wanita shalihah dipupuk sedari kecil, sedari menjadi seorang anak.
Dari
hadits diatas juga terlihat jelas bahwa betapa mahalnya serta indahnya seorang
wanita shalihah, sampai-sampai disamakan derajatnya oleh dunia. Betapa dunia
itu sangat indah dan tinggi eksistensinya, begitu juga wanita shalihah, betapa
sangat menyenangkan bergaul dengannya serta tinggi eksistensinya dihadapan
Allahسبحا نه و تعا لى
III.2 Karakteristik Anak Shalihah
Anak shalihah merupakan anak
dambaan seluruh orangtua.Anak shalihah adalah sosok yang dicari oleh semua
orang karena keindahan akhlaq yang terhias pada dirinya. Maka wajib dari setiap
kita memperhatikan dengan sangat apa saja karakteristik yang terdapat pada anak
shalihah tersebut:
Allah Azza wa Jalla telah
menceritakan dalam firmanNya: QS. Luqman: 13:
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ
لا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
"Dan (ingatlah) ketika Luqmanberkata
kepada anaknyaketika dia memberi pelajaran kepadanya, "Wahai anakku!
Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah)
adalah benar-benar kezaliman yang besar.”) Luqman: 13 )
Luqman Al-Hakim
seorang bijaksana pada zaman Nabi Suliman AS, yang terkenal akan bapak
pendidikan islam, mewasiatkan kepada anaknya Taran (seperti yang tertulis
diringkasan tafsir ibnu katsir jilid 3) dengan wasiat pertama yaitu janganlah
engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah
benar-benar kedzaliman terbesar. Disini terlihat bahwa
ilmu yang pertama kali diajarkan kepada anak adalah ilmu tentang peng-Esaan
Allah yaitu biasa disebut ilmu Tauid.
Anak yang bertauhid memiliki 4 aspek
yang terkait dengan keimanan:
·
Qoulul
Qolbi (pemikiran) mereka dalam keadaan bebas daripembatal keimanan dan
keharaman serta kemakruhan. Begitu juga dengan aspek
·
Qoulul
Lisan (perkataan lisan).
·
Amalul Qolbi (perasaan) diaplikasikan dengan
·
Amalul
Jawarih (perbuatan anggota badan). Jika ada perbedaan antara keempatnya maka
jatuhlah ketauhidan itu berganti dengan kemunafikkan. Yang munafik itu jelas
akan dimasukkan kedalam neraka sedalam-dalamnya.
Maka karakteristik anak shalihah
yang pertama adalah anak yang bertauhid kepada Allah سبحا
نه و تعا لى.
Anak shalihah adalah anak yang tidak melakukan asal-asal atau pokok kekafiran
karena akan membatalkan pondasi-pondasi keimanan, dua rukun ihsan serta al-wala
dan al-bara. Yang jika tidak ada satu diantara kelimabelasnya maka termasuk
kafirlah ia.Karakteristik anak shalihah yang kedua adalah berbuat baik kepada
orangtua. Seperti yang difirmankan Allah:
وَوَصَّيْنَا الإنْسَانَ
بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ
أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ
إِلَيَّ الْمَصِيرُ
“Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat
baik kepada kedua orang tuanya.Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan yang
lemah yang bertambah lemah dan menyapihnya dalam dua tahun.Bersyukurlah kepada
Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya Akulah tempat kembali.” )QS.
Luqman14: )
Penceritaan ini dimaksudkan agar
anak senantiasa teringat akan kebaikan ibu yang telah diberikan kepadanya.
Karakter yang kedua adalah karakter yang sudah mafhum dikenal orang.Anak
shalihah sudah pasti dibenak orang terlintas anak yang baik kepada semua orang
dan tentu pula kepada kedua orang tuanya. Dalam ayat diatas juga tergambar
jelas bahwa ibulah yang harus diutamakan dalam masalah berbakti kepada orang
tua, seperti yang disabdakan Rasulullah dalam haditsnya:
حد
ثنا ابوعاصم, عن بهز بن حكيم, عن ابيهو عن جده قلت : يا رسو ل الله من ابر؟ قال:
(
امك ), قلت :من ابر؟ قال : ( امك ) قلت : من ابر ؟ قال : ( امك
)
“Telah
dikabarkan kepada kami Abu ‘Ashim dari Bahz bin Hakim, dari ayahnya dari
kakeknya dia berkata, “wahai Rasulullah siapa yang lebih utama atau
dibaktikan?” Dia menjawab:” ibumu”, kemudian dia
bertanya lagi, “siapa yang lebih dibaktikan?” Beliau menjawab, “ibumu” kemudian
dia bertanya lagi dengan pertanyaan yang sama “siapa yang lebih dibaktikan?”
beliau menjawab:” ibumu”.
Dari hadits diatas terlihat bahwa
derajat ibu tiga kali lebih tinggi daripada ayah.Sebagai anak telah tersirat
maksud hadits ini bahwa jika kedua orang tua membutuhkan pertolongan disaat
yang bersamaan maka penuhilah seruan ibu terlebih dahulu.
Karakteristik anak
shalihah yang kedua ini adalah karakteristik yang sudah pasti disebutkan oleh
banyak orang ketika ditanya karakteristik anak shalihah seperti apa. Kenapa
harus kepada kedua orang tua khususnyaa ibu dan ayah karena Rasulullah
bersabda:
وعن
عبد الله بن عمر رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : رضا الله في
رضا
الوالدين و سخط الله في سخط الوالدين – اخر جه الترمذي ومححه ابن حبان والحاكم -
“Ridho Allah tergantung dari ridho orang tua dan
murka Allah itu tergantung dari murka orang tua.”
Akan tetapi berbakti atau taat
disini adalah taat dalam masalah yang selaras dengan perintah Allah dan
RasulNya.Jika orang tua memerintah untuk mempersekutukan Allah dengan sesuatu
yang engkau tidak memiliki ilmu tentangnya. Maka Allah telah menjawab persoalan
ini pada ayat selanjutnya,
وَإِنْ
جَاهَدَاكَ عَلى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلا تُطِعْهُمَا
وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا
وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ
إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku
dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentangnya, maka janganlah
engkau menaatikeduanya di dunia dengan baik dan ikutilah jalan orang yang kembali
kepada Ku, kemudian hanya kepada Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” ( luqman : 15 )
Dari ayat tersebut
jelas dapat mengambil hikmah bahwa berbakti kepada kedua orang tua banyak
aplikasinya, dan salah satu aplikasi tersebut yaitu taat terhadap semua
perintah orang tua. Perintah yang sesuai dengan perintah Allahسبحا
نه و تعا لى. Karena sedari awal sudah dijelaskan bahwa Al Qur’an adalah
induk dari semua pemecahan masalah. Masalah dalam ayat tersebut adalah
bagaimana jika perintah orang tua itu bertentangan dengan ajaran Allah dan
RasulNya, maka diayat selanjutnya diterangkan bagaimana menghadapinya yaitu
tetap ikuti jalan orang-orang yang berada pada jalan yang lurus. Bersyukurlah
kepada Allah dan bersyukurlah kepada kedua orang tuamu.
Karakteristik anak
shalihah yang ketiga adalah selalu mengerjakan amal yang shalih, melaksanakan
shalat dan mengingat kematian. Berdasarkan firman Allah سبحا
نه و تعا لى.
Dari penjelasan
ayat diatas diambil poin bahwa sesuatu perbuatan seberat biji sawi ataupun
berada dalam batuniscaya Allah akan memberi balasan. Dan
kita sendiri sudah mafhum betul bahwa perbuatan yang baik dibalas dengan yang baik
pula begitu juga sebaliknya.Balasan yang baik juga bermacam-macam dan yang
paling tertinggi adalah surga.
Diayat selanjutnya
dengan jelas diterangkan beberapa perkara penting dalam beramal yaitu
melaksanakan shalat, saling menyuruh kepada kebaikan dan melarang atau mencegah
dari kemungkaran serta bersabar terhadap apa yang ditimpakan kepada kita. Tergambar
jelas bahwa perkara penting yang pertama yaitu laksanakan shalat.Shalat adalah
tiang agama. Shalat adalah amalan pertama yang dihisab, jika shalatnya baik
maka baik pula seluruh amalnya, begitu pula sebaliknya:
·
Amalan
yang pertama kali dihisab atas hambaNya pada hari kiamat yaitu shalat. Apabila
shalatnya baik maka baik pula seluruh amalnya, apabila amalnya buruk maka buruk
pula seluruh amalnya.
·
Perkara
penting kedua adalah saling menasihati baik dalam kebaikan dan keburukan. Dalam
kebaikan saling menyemangati dan menguatkan sebaliknya dalam keburukan saling
menasehati dan mengingatkan. Perbuatan ini biasa dikenal orang dengan “amar
ma’ruf nahi munkar” berbuat yang baik dan mencegah yang munkar.
·
Perkara
penting yang ketiga adalah bersabar dengan apa yang menimpamu.
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu.Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
Maka melihat arti yang sangat jelas
pada ayat diatas dapat diketahui bahwa sabar dan shalat itu sebagai perisai
bagi kaum muslimin.
Karakteristik anak shalihah ketiga
seperti yang disebutkan dalam 2 ayat dibawah ini:
وَلا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ
وَلا تَمْشِ فِي الأرْضِ مَرَحًا إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ
فَخُورٍ
“Dan
janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia karena sombong dan janganlah
berjalan dibumi dengan angkuh. Sungguh Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong dan membanggakan diri.Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan
lunakkanlah suaramu, sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” ( luqman :18 )
Dari 2 ayat diatas banyak poin yang
menunjukkan anjuran dan larangan berperilaku:
·
Jangan
memalingkan wajah dari orang lain karena sombong, merasa dirinya lebih tinggi,
terhormat, kaya dan sejenisnya.
·
Jangan
berjalan dibumi Allah ini dengan angkuh, menegakkan atau membusungkan dada
menegakkan kepala.
·
Sederhanakanlah
dalam berjalan yaitu berjalan dengan ketawadhu’an atau kerendahan diri
·
Lunakkanlah
suaramu yaitu rendahkanlah nada suara, sopan santun logatnya serta ramah
terdengarnya.
Hal diatas tidak diperbolehkan dalam berperilaku
karena Allahسبحا نه و تعا لى.tidak menyukai
orang-orang yang berperilaku demikian. Hidup didunia ini tujuan kita adalah
mencari karunia dan ridho, cinta dan suka serta anugrahNya.Setelah penguraian
panjang diatas tentang karakteristik anak shalihah tersebut, maka penulis
berharap sudah tergambar jelas bagaimana anak shalihah tersebut tinggal menilik
pada diri kita sendiri apakah sesuai dengan diri kita.
III.3 Syarat Menjadi Anak Shalihah
Syarat
dipembahasan ini yaitu pembentukkan anak shalihah dibangun juga dengan
syarat-syarat khusus agar anak shalihah yang diimpikan benar-benar terwujud.
Syarat menjadi anak shalihah yang akan dibahas ini terbagi menjadi 3 bagian:
1.
Dari segi orang tua
Buah
tidak akan jatuh jauh dari pohonnya. Pepatah yang hangat serta akrab dalam
telinga ini mempunyai hubungan pula dengan pembahasan ini. Arti dari pepatah
diatas yaitu karakter anak tidak akanjauh dari orang tuanya. Teori ini bukan dicirikan
dengan DNA kita yang saling terkait atau seperti halnya hokum mendle I, tetapi
masalah disini yaitu bibit orang tua yang baik. Bibit yang baik akan
menghasilkan buah yang baikhal yang demikian itu dikarenakan orang tua adalah
madrasah pertama dan utama bagi anak. Syaikh Abdul Hamid Al-Ghazali mengatakan:
“ketahuilah bahwa anak kecil merupakan amanat bagi orang tuanya. Hatinya yang
masih suci merupakan permata alami yang masih bersih dari pahatanatau bentukan,
dia siap diberi pahatan apapun dan condong kepada apa saja yang disodorkan
kepada kita.”
“Anak-anak
dilahirkan dalam keadaan fitrah maka orang tuanyalah yang menjadikannya yahudi,
nashrani atau majusi.”
Maka dari hadits diatas jelaslah sudah bahwa orang tua
sangatlah berpengaruh bagi kualitas anak kedepannya.Apalagi ibu, maka sudahlah
kewajiban bagi para calon ayah yang memilih calon ibu yang baik bagi anaknya. Berikut
ini adalah hak anak atas ayahnya, yaitu:
·
Memilihkan
calon ibu yang baik. Baik dari segi nasab, hara dan yang paling penting
kefahaman pada agama.
·
Memilihkan
nama yang baik. Tidak mengandung makna kemakruhan, syirik, tidak berarti.
Karena nama adalah do’a maka berikanlah do’a yang baik, do’a yang membangun
bagi kita yang akan memanggilnya nanti.
·
Mengajarkan
Al-Qur’an dan As-Sunnah.
2. Dari
segi lingkungan yang kondusif
Maksud lingkungan pada pembahasan
ini yaitu lingkungan dimana anak itu tinggal, belajar dan bermain.Menciptakan
lingkungan yang kondusif, lingkungan yang islami.Maka para orang tua harus
memperhatikan dengan sangat terhadap tempat tinggalnya, tetangganya serta
sekolah dimana anak itu belajar.Tempat tinggal yang baik yaitu tempat tinggal
yang didalamnya penuh kedisplinan dalam beribadah, keikhlasan dalam menyayangi
dan kebaikan yang selalu diajari.
Dalam bagian lingkungan ini sudah
pasti pikiran kita tersambung langsung dengan tetangga.Sudah mafhum dikalangan
kita bahwa tetangga adalah saudara terdekat dalam lingkungan. Maka memilih
tetangga sebelum menempati suatu lingkungan adalah kewajiban yang harus
diperhatikan lebih, apa agamanya, bagaimana pemahamannya, bagaimana
toleransinya terhadap orang yang berbeda agama.
Lingkungan kondusif sangatlah
berperan serta terhadap pembentukan anak shalihah. Syaikh Abu Hamid Al-Ghazali
menyatakan :”Ketahuilah bahwa anak kecil merupakan amanat bagi orang tuanya.
Hatinya yang masih suci merupakan permata alami yang masih bersih dari pahatan
atau bentukan, dia siap diberi pahatan apapun dan condong kepada apa saja yang
disodorkan kepada kita.”
Dari keterangan syaikh diatas
tergambar jelas sifat utama seorang anak adalah peniru tanpa menyaring.Mereka
meniru tanpa bisa membedakan mana yang baik dan mana yang salah.Dimana anak itu
tinggal dan dengan siapa anak itu bergaul maka itulah jawaban jujurnya. Anak
yang terbiasa tinggal denganpenghafal Al-Qur’an serta para pembela islam maka
akan menjadi merekalah anak itu nantinya, begitu juga jika anak itu terbiasa
tinggal di kawasanyang kurang perhatian pada agama, maka tercetaklah anak itu
yang kurang perhatian pada islam.
Demikianlah syarat kedua menjadi
anak shalihah.Syarat yang banyak disepelekan para pendidik tapi besar
pengaruhnya bagi pembentukkan anak shalihah.Karena masa-masa emas anak diisi
dengan bermain bersama teman-teman atau orang-orang sekitarnya.
3. Syarat
ketiga yaitu pendidikan tauhid
Syarat ini adalah syarat
terpenting, karena tauhid adalah pendidikan penunjang kehidupan. Tanpa
pendidikan tauhid, setiap anak akan terbentuk menjadi anak kurang ajar baik
terhadap orang tua maupun orang lain yang berurusan dengannya. Pendidikan
tauhid disini adalah pendidikan aqidah. Disini penulis akan memberikan sekilas
tentang tauhid. Tauhid berasal dari kata wahhada-yuwahhidu-tauhiidan yang
artinya meng-Esakan, menjadikan satu, menjadikan hanya Allah lah Rabb dan Ilaah
dialam ini.Pendidikan tauhid disini adalah pendidikan dimana visi dan misinya
adalah menjadikan anak didiknya seorang yang bertauhid.
Pendidikan tauhid perlu diajarkan
sejak dini.Karena masa pembentukkan karakter dan pemahaman dibentuk sejak dini.
Berusaha mendidik anak agar hanya Allah saja yang menduduki kedudukan Rabb dan
Ilaah berdampak baik pada masa kedepannya, pada pengajaran-pengajaran
selanjutnya dan jati diri si anak tersebut
Pendidikan ini adalah kunci utama
menentukan apakah anak tersebut menjadi anak yang berbakti, shalihah,beradab
atau sebaliknya.
Penjelasan tentang syarat diatas
menggambarkan jelas bahwa anak shalihah dibentuk dengan kebiasaan dan
pendidikan yang berhias kenikmatan islam. Karena semua ajaran islam adalah buku
petunjuk menjalani hidup sukses dan bahagia.
BAB IV
CARA MENJADI ANAK SHALIHAH
Setelah dijabarkan panjang lebar
tentang anak shalihah bagaimana karakter dan syarat membentuknya, dapat
terlihat secara globalnya bagaimana cara menjadi anak shalihah dan cara
membentuknya.
Anak shalihah adalah salah satu
hasil dari kebahagiaan dunia dan akhirat yang diimpikan seluruh orang tua.Para
orang tua berani mengeluarkan berjuta-juta hasil keringatnya demi menyekolahkan
dan mendidik anak-anak mereka agar menjadi anak shalihah.
Inti dari anak
shalihah dalam karya tulis ini adalah anak yang mempunyai tauhid yang lurus,
sehinggamembuahkan akhlak yang berhias kebaikan dan kasih sayang.
Setiap anak nanti akan menjadi orang
tua dan setiap orang tua pasti pernah merasakan menjadi anak. Maka pembahasan
penting ini mencakupsemua elemen masyarakat.
Anak shalihah dilihat dari berbagai
sisi memilikisisi kepribadian yang sesuai dengan ajaran islam itu sendiri. Dari
sisi imannya anak shalihah memiliki iman yang tebaik dan pengaplikasian dalam
kehidupan bermasyarakat yang baik pula.
1.
Niat
Niat yang ikhlas adalah tonggak pertama
dalam menjalankan seluruh kegiatan atau amalan. Karena suatu amalan dianggap
terbaik jika niatnya ikhlas seperti dalam hadits Nabi
:
عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ
أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ
رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ: إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ
وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى. فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ
وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ
لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ
إِلَيْهِ
“Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khattab radhiallahuanhu,
dia berkata, "Saya mendengar Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam
bersabda: Sesungguhnya setiap perbuatan ) tergantung niatnya ). Dan
sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan.
Siapa yang hijrahnya ) karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan
Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa
yang hijrahnya karena menginginkan kehidupan yang layak di dunia atau karena
wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang
dia niatkan.”
Niat dalam beramal menjadikan
amalan lebih mudah untuk dikerjakan.Niat yang kuat serta ikhlas untuk menjadi
anak shalihah menjadikan kita kuat dan senang dalam melaksanakan seluruh
tahapan anak shalihah dan kesehariannya.
2.
Selalu melakukan Tazkiyatun Nafs
Tazkiyatun nafs disini adalah
membersihkan diri dari segala najis kemusyrikan dan mengembangkan diri menjadi
diri yang mempunyai Qolbun Salim (qolbu yang selamat dari pembatal iman serta
perbuatan haram dan makruh). Tazkiyatun Nafs banyak caranya, salah satunya
selalu membekali diri dengan pengetahuan seputar tingkatan iman dan seluk
beluknya, dan mengamalkan seluruh pengetahuan tersebut dalam segala aspek
kehidupan. Karena ilmu tanpa amal itu bohong atau
seperti pohon kelapa tanpa buah.
Rasulullah
bersabda:
اطلب
العلم من المهد الى اللهد
“Tuntutlah ilmu daribuaian hingga ke
liang lahat”
Perintah dalam hadits tersebut
menjelaskan bahwa menuntut ilmu itu sepanjang masa.Ilmu tentang iman dan seluk
beluknya adalah ilmu terpenting yang wajib dipelajari semasa hidup. Karena dosa
syirik disebabkan ketidak tahuannya terhadap ilmu tentang syirik tersebut tidak
diampuni oleh Allahسبحا
نه و تعا لى..
Setelah mempelajari ilmu tersebut maka pengamalanlah dan mengajarkan kepada yang
lain adalah hal terbaik dalam ibadah atau tingkatan kebaikan seseorang, seperti
dalam sabda Rasulullah
:
عن عثمان بن عفان عن النبي صلى الله
عليه وسلم قال : خيركم من تعلم القران و علمه. (رواه البخاري)
“Sebaik-baik
manusia (diantara kamu) adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengamalkannya”.
Setiap manusia itu pasti melakukan
dosa maka perlulah kita melakukan
Tazkiyatun Nafs dalam setiap waktu. Selalu ingat untuk tujuan apa kita diciptakan,
juga bentuk Tazkiyatun Nafs karena pribadi yang tahu bahwa untuk ibadahlah kita
diciptakan akan selalu berusaha membersihkan dan mengembangkan dirinya menjadi
lebih baik.
3.
Berdo’a
Berdo’a adalah rumus utama alam
usaha yaitu D.U.I.T. Do’a, Usaha, Ikhlas, Tawakal. Tetapi berdo’a dalam beramal
serta memetik hasilnya tidak bisa tanpa usaha.Berdo’a memohon agar dijadikan
orang yang sholih dan dibeeri anugrah anak shalih adalah tonggak utama agar
mendapatkan anak shalih dan dijadikan anak shalih.
Berdo’a adalah salah satu yang termasuk
unsur-unsur penting ibadah.Kesuksesan dalam sesuatu didapat dari 99% do’a dan 1%
usaha. Amalan tidak akan lancar kalau Allahسبحا
نه و تعا لى. tidak
berkehendak melancarkan amalan tersebut.
Contoh do’a agar mendapatkan rezeki anak
shalih dan dijadikan anak shalih.
4.
Berusaha membiasakan kebiasaan orang-orang shalih
dan mengajarkannya.
First
you a habits and
Last
habits makes you
Pertama kali kita membuat kebiasaan
yang akan membentuk kita. Dari pepatah diatas dapat dipelajari bahwa kebiasaan
itu perlu dibuat dahulu, setelah terbentuk maka kebiasaan akan melekat dalam
diri kita.
Termasuk kebiasaan orang-orang
shalih adalah tahajjud atau biasa disebut qiyamullail, bangun untuk shalat dan
berdzikir.Manfaat tahajjud sangat banyak dari segi kondisi jiwa sampai
kesehatan rohani.Bangun malam membuat kondisi jiwa kita tenang dan menambah
semangat dalam beramal untuk pagi harinya.Maka bisa terlihat orang yang
menjalani pagi harinya dengan lesu dan malas dalam beramal menghadapi hari
ini.Ada kemungkinan mereka tidak tahajjud pada malam harinya. Bangun malam juga
adalah kebiasaan para ulama yang berhasil mencetak ribuan persembahan karyanya
untuk umat islam. Mereka banyak memanfaatkan waktu tahajjud untuk menggarap
persembahan karyanya untuk umat islam. Dari kebiasaan mereka maka waktu
tahajjud adalah waktu emas untuk belajar.
Orang yang terbiasa tahajjud maka
akan menurunkan kebiasaan itu kepada orang-orang terdekatnya, contohnya anak,
ibu dan ayah yang terbiasa tahajjud akan dilihat oleh anak mereka bahwa itu
adalah kebiasaan yang enak dan baik untuk dicontoh. Terlihat jelas agar kita
mendapat anak shalih maka persiapkan diri kita dari sekarang menjadi anak
shalih agar kelak anak kita mencontoh semua amal kebaikan dan kebiasaan anak
shalihah kelak.
Banyak contoh kebiaaan orang shalih
dari cara mereka berinfak, berjihad sampai tersenyum. Kebiasaan yang patut dan
harus kita contoh adalah kebiasaan Rasulullah
, karena Allah سبحا
نه و تعا لى. berfirman:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah."( Al Ahzab: 21 )
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah."( Al Ahzab: 21 )
Uswatun Hasanah disini adalah teladan
yang baik. Salah satu cara mempelajari teladan Rasulullah
adalah mempelajari tarikh sedini
mungkin. Dari metode diceritakan hingga mereka bisa membaca sendiri-sendiri.
Ajak mereka membaca tarikh, karena disana terkandung praktek langsung terhadap
fiqh islam.
Sesungguhnya cara menjadi anak
shalihah banyak jalannya. Yang terpenting disini bagaimana agar diri kita
terbebas dari pembatal keimanan dan keharaman serta meningkat selalu
keimanannya.Jika semua itu sudah dituju maka terhiaslah pada diri kita cerminan
anak shalihah.
BAB V
HIKMAH MENJADI ANAK SHALIHAH
Semua perbuatan memiliki keutamaan
dan manfaat begitu juga menjadi anak shalihah. Banyak keutamaan pula menjadi
anak shalihah baik didunia maupun diakhirat diantara hikmah menjadi anak
shalihah adalah:
·
Tabungan
amal bagi orang tua
Rasulullah
bersabda:
عن
ابي هريرة ان رسو ل الله صلى الله عليه و سلم قال : اذا ما ت الانسا ن انقطع عمله
الا من ثلا ث صد قة جا رية او علم ينتفع به او ولد صلح يد
عو له ( رواه مسلم )
“Apabila manusia
meninggal maka terputuslah semua amalnya kecuali 3 amal: Shadaqoh jariyah, ilmu
yang bermanfaat serta anak shalih yang mendo’akannya”. –HR.
Muslim-
Disini adalah contoh nyata investasi yang berbuah manis
bagi para orang tua yang telah mendidik,ketika para orang tua sudah terbujur
kaku tak berdaya di alam kubur tiba-tiba datang pengampunan yang ternyata
datang dari anaknya yang shalihah sungguh beruntung orang tua tersebut. –adabul
mufrad no.38-
·
Cikal
bakal mendapat keturunan shalih
Keutamaan ini merupakan keutamaan yang sangat logis,
dimana Hperibahasa
yang masyhur dikenal “buah tidak jatuh jauh dari pohonnya” maka dimana kita
menjadi anak shalihah, maka kelak akan dianugrahilah kita dengan anak shalihah
pula.Rasulullah
bersabda:
بروا
آباءكم تبركم ابنا ءكم و عفوا تعف نسا ءكم
“Berbaktilah kepada bapak-bapak
kalian, niscaya anak-anak kalian akan berbakti pula kalian dan tahanlah diri
kalian (dari hal-hal yang hina).
–HR Thabrani-
·
Salah
satu penyebab terbukanya pintu surga
Pintu surga disini adalah pintu surga yang telah Allah berikan kepada
anak-anak yang shalihah,karena berbakti kepada orang tua itu seperti menurut
hadits “Surga itu dibawah telapak kaki ibu” sebagaimana pula sabda Rasulullah
:
وعن
عبد الله بن عمر رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : رضا الله في
رضا
الوالدين و سخط الله في سخط الوالدين – اخر جه الترمذي ومححه ابن حبان والحاكم -
“Ridho Allah tergantung dari ridho orang tua dan
murka Allah itu tergantung dari murka orang tua.”-HR Hakim-
Dari
hadits diatas jelas, bahwa ridha Allah dan ridha orang tua mempunyai
kesinambungan yang kuat.Maka benarlah bahwa mendapat ridha orang tua berarti
mendapat surga, bukankah para penghuni surga adalah orang-orang yang diridhai
Allah سبحا نه و تعا لى.
Sebenarnya banyak sekali kisah-kisah yang menunjukkan
keutamaan menjadi anak shalihah. Banyak sekali contoh
dimana menjadi anak shalihah itu bukan hanya pasti dibalas kebaikan oleh Allah
disurga kelak.Tetapi didunia langsung juga banyak contohnya.
Uwais Al-Qarni, pemuda yang terkenal akan berbaktinya
kepada orang tua dan usahanya untuk menjadi anak shalih dibalas langsung oleh
Allah Ta’ala dengan segala do’a yang dipintanya pasti Allah akan kabulkan
permintaan itu. Memiliki seliruh hikmah menjadi anak shalihah hendaknya kita
terpacu untuk berlomba-lomba menjadi anak shalihah, banyak kemudahan,
keberkahan serta ketenengan hati untuk berusaha menjadi dirinya. Maka
berbahagialah bagi para pejuang keshalihahan diri.
BAB VI
PENUTUP
Diantara do’a orang-orang mukmin.“Ya
Rabb kami, anugrahkanlah kepada kami, istri-istri kami dan keturunan kami
sebagai penenang hati (kami) dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang
bertaqwa”. (QS. Al-Furqan:74)
Sedemikian pentingnya do’a yang
selalu dipanjatkan orang-orang mukmin untuk mendapatkan keturunan penenang
hati, shalih dan shalihah.Di dambakannya anak shalihah perlu menjadi motivasi
sendiri bagi kita selaku anak untuk menjadikan do’a kita sebagai amal jariah
penenang kubur bagi orang tua kita, apalagi balas jasa kita terhadap mereka
selain mengangkatnya bersama untuk masuk kejannahNya?
Semoga keselamatan selalu
dilimpahkan kepada kedua orang tua yang menjadi sebab kehadiran kita dibumi
ini, mempersembahkan segala keindahan, serta mengulurkan segala kebaikan.Semoga
keselamatan kepada orang yang mewajibkan berbakti dan berbuat baik kepada
keduanya, sehingga Allah سبحا نه و تعا لى.mensejajarkannya
dengan haknya.
Kesimpulannya, diriwayatkan oleh Abu
Hurairoh RA, Nabi Muhammad
bersabda: Seorang mayyit diangkat derajatnya
setelah kematiannya, lalu bertanya, “apa ini?” kemudian dikatakan, “anakmu
telah memintakan ampun untukmu.”
Bagi setiap bapak yang hendak
mengangkat derajatnya disurga maka hendaknya ia memperbaiki anak-anaknya
agarkelakmendo’akan dan memintakan ampunan baginya. Jika anak anda anak yang
shalih niscaya ia akan mengenang kebaikan anda dan berbakti lalu memintakan ampunan
untukmu. Namun, bila anda mengabaikan pendidikannya, maka sebaliknya anda tidak
mendapati itu semua. Apakah anda menghendaki hal tersebut?
Bagi setiap anak, sesungguhnya akan
tiba saat kita akan menjadi orang tua yang perilaku para anak itu persis
seperti kita saat menjadi anak dulu. Maka sudah sepantasnya kita persiapkan
diri menjadi anak shalihah agar kelak kita mendapati anak keturunan kita juga
shalihah.
Salah satu upaya mendidik anak
shalihah pula yaitu menyekolahkannya di ma’had “Al-Mar’atush Shalihah” karena
disini dibiasakan beramal menjadi anak shalihah kedepannya.
Shalawat serta salam selalu tercurah
kepada Nabi kita Muhammad
. Serta semoga tercurah pada para
keluarga, sahabat dan kita pengikutnya hingga akhir zaman. Amiinnn……
DAFTAR PUSTAKA
·
2005,Al-Qur’anul
Karim, Bandung, Syamil Cipta Media.
·
Ilham
Muhammad Ibrahim, Ummu Ibrahim, 2009, Bagaimana Menjadi Istri dan Ibu Shalihah,
Jakarta, Daarul Falah.
·
Qudamah,
Ibnu, 2009, Minhajul Qashidin, Jakarta, Pustaka Azzam.
·
Abdul
Azhim, Said, 2004, Mengapa Anak Menjadi Durhaka, Jakarta, Pustaka Azzam.
·
An-Nu’aim,
Dr. Muhammad bin Ibrahim, 2007, Memesan Kursi Tertinggi diSurga, Solo, WIP.
·
Mishbah
Usman, Syaikh Akram, 2005, 25Cara Mendidik Anak Tangguh, Jakarta, Pustaka
Al-Kautsar.
OLEH : Syifa Iasa Fauziah