BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Segala puji
bagi Allah سبحانه وتعا لى Rabb semesta
alam yang telah
mencurahkan kepada kita
nikmat yang sangat
banyak, baik nikmat
iman, islam, serta
nikmat sehat sehingga
kita masih bisa
senantiasa bersyukur kepada-Nya
dan beribadah kepada-Nya.
Sholawat serta
salam semoga selalu tercurah kepada
Nabi besar Muhammad صلى الله
عليه و سلم,
yang telah membawa
kita dari zaman
kegelapan hingga zaman
terang benderang, yaitu dinnul
islam.
Di zaman
ini kita sering
melihat pemandangan yang
tidak lazim dilakukan
dari mulai anak
menghina ibunya, menendang
ibunya, membakar ayahnya,
dan lain
sebagainya. Dari sana terlihat
jelas bahwa sikap
anak – anak zaman ini
sudah jauh dari
tuntunan islam. Mungkin contoh
di atas adalah sebagian
kecil dari sikap
durhaka terhadap orang
tua yang terlihat
jelas bahwa itu
semua termasuk contoh
bentuk kedurhakaan yang
tinggi, tapi sebuah bentuk
kedurhakaan pula apabila
kita diberi nikmat
ditemani oleh orang
tua hingga mereka
sudah berusia lanjut, dan
kita tidak memperlakukannya sesuai
sunnah yang diajarkan
islam dalam merawatnya.
Sebagai umat
islam, kita seharusnya lebih perhatian terhadap
masalah ini, Nabi صلى الله
عليه و سلم, bersabda: “ Sungguh merugi, sungguh merugi, dan
sungguh merugi! Yaitu orang
yang mendapati kedua
orang tuanya sudah
renta, atau salah seorang
dari mereka, kemudian hal
itu tidak dapat
memasukkannya ke dalam
surga ( karena tidak
berbuat baik kepada
mereka ).” (HR. Muslim).
1.2
Rumusan Masalah
·
Apa pengertian
merawat orang tua ?
·
Apa saja
perintah – perintah merawat orang
tua ?
·
Bagaimana cara
merawat orang tua
dalam islam?
·
Bentuk – bentuk merawat
orang tua ?
·
Bagaimana kisah
merawat orang tua
ketika sakit ?
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Al Qu’an
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا
إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ
الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا
تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
"Dan
Rabbmu telah memerintahkan
supaya kamu jangan
menyembah selain Dia
dan hendaklah kamu
berbuat baik pada
ibu bapakmu dengan
sebaik – baiknya. Jika salah seorang
di antara keduanya
atau kedua – duanya sampai
berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali –
kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya
perkataan "ah" dan
janganlah kamu membentak
mereka dan ucapkanlah
kepada mereka perkataan
yang mulia ” ( Q.S Al-Isra’ : 17:23)
وَوَصَّيْنَا
الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ
فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
“ Dan kami perintahkan
kepada manusia ( untuk berbuat
baik ) kepada dua
orang ibu-bapaknya, ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan
lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya
dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku
dan kepada dua
orang ibu bapakmu, hanya kepadaKulah
kembalimu “
(QS .
Luqman :14 )
يَسْأَلُونَكَ
مَاذَا يُنْفِقُونَ ۖ قُلْ مَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ خَيْرٍ فَلِلْوَالِدَيْنِ
وَالْأَقْرَبِينَ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ ۗ وَمَا
تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ
“ Mereka
bertanya kepadamu tentang
apa yang mereka
nafkahkan. Jawablah, apa
saja harta yang
kamu nafkahkan hendaklah
diberikan kepada ibu
bapak, kaum kerabat, anak –
anak yatim, orang – orang miskin, dan
orang – orang yang sedang
dalam perjalanan. Dan apa
saja kebajikan yang
kamu kerjakan, maka sesungguhnya
Allah Maha Mengetahuinya “ ( QS. Al
Baqarah : 215 )
2.2 Al
Hadits
Diriwayatkan
dari sahabat Abdullah
bin Amr رضي الله عنه
bahwa Rasulullah صلى الله
عليه و سلم, bersabda:
رضا الرب في رضا الوالد وسخط الر في
سخط الوالد
“ Ridha Rabb
tergantung kepada ridha
orang tua dan murka
Rabb tergantung murka
orang tua “[1]
سالت رسول الله صلي الله عليه
وسلم: اي العمل احب الي الله؟ قال: الصلاة على وقتها. قلت: ثم اي؟ قال: بر
الوالدين. قلت: ثم اي؟ قال: الجهاد في سبيل الله.
“ Aku pernah bertanya
kepada Rasulullah صلى الله
عليه و سلم, ,
perbuatan apakah yang
dicintai Allah? Rasulullah menjawab: shalat tepat
pada waktunya, Aku bertanya
lagi, kemudian apa?
Rasulullah menjawab: berbakti kepada
orang tua, Aku bertanya
lagi, kemudian apa?
Rasulullah menjawab: jihad di
jalan Allah “[2]
من سره
ان يمد له في عمره و يزاد له في رزقه فليبر والديه فليصل رحمة
“ Barangsiapa
yang senang agar
umurnya diperpanjang dan rizkinya
ditambah, maka berbuat baiklah
kepada kedua orang
tuanya dan jalinlah
hubungan dengan kerabatnya “[3]
جاء رجل
الي رسول الله صلي الله عليه وسلم فقال: جئت اباعك علي الهجرة و تركت ابوي يبكيان
فقال: ارجع اليهما فاضحكما كما ابكيتهما
“ Seorang laki -
laki datang kepada
Raslullah صلى الله عليه و سلم ,
lalu berkata, saya datang
demi berbai’at kepadamu
untuk berhijrah, namun
saya meninggalkan kedua
orang tuaku dalam
keadaan menangis. Maka beliau
bersabda, Pulanglah kamu kepada
mereka, lalu buatlah mereka
tertawa (disebabkan muamalahmu )
sebagaimana kamu telah
membuat mereka menagis. “[4]
BAB III
MERAWAT ORANG
TUA
3.1
Definisi Merawat Orang
Tua
Merawat orang
tua dalam islam
disebut juga dengan
Birrul Waalidain
atau berbakti kepada
kedua orang tua. Untuk
itu, di dalam bab
ini, definisi merawat orang
tua diganti dengan
definisi birrul waalidain.
Berbakti
kepada kedua orang
tua, dalam bahasa Arab
disebut Birrul Walidain, kata birr berarti : kebaktian, kebajikan. kata walidain berarti: dua
orang tua, secara harfiyah
kata birrul walidain
berarti: berbakti atau
berbuat kebajikan kepada
kedua orang tua.
Allah سبحانه
وتعا لى
memerintahkan manusia untuk
berbakti kepada orang
tua, seperti dalam surah
Al-Isra : 23-24:
وَقَضَىٰ
رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ
إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ
لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمً(23
“Dan Rabbmu
telah memerintahkan agar
kamu jangan menyembah
selain dia dan
hendaklah berbuat baik
kepada ibu- bapak . Jika salah
seorang diantara keduanya
atau kedua-duanya sampai
berusia lanjut dalam
peliharaanmu. maka
sekali-kali janganlah engkau
membentak keduanya, dan ucapkanlah
keduanya perkataan yang
baik” ( QS Al – Isra’ :23)
Didalam
hadits disebutkan:
عن النبي صلى الله عليه و سلم : رغم
أنفه, رغم أنفه, قا لوا :يا ر سو ل الله, قا ل: من أد ر
اك والديه عنده الكبر أو أحد هما يد
خل النا ر
“ Dari Nabi صلى الله
عليه و سلم bersabda :
Celaka dan sungguh celaka, dan sungguh
celaka orang yang
mendapati salah satu
atau kedua orang
tuanya dalam keadaan
lanjut usia, namun ia
tidak bisa masuk
surga.”[5]
Ini adalah sebuah bukti bahwa
berbakti kepada orang tua itu adalah sebuah ibadah yang teragung dan sebuah
perbuatan yang mulia disisi Allah سبحانه
وتعا لى
Dan Allah
سبحانه وتعا لى juga
berfirman dalam surah
An-Nisa : 36
وَاعْبُدُوا
اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي
الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ
وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ
أَيْمَانُكُمْ ۗ
إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ
مُخْتَالًا فَخُورًا
“ Dan sembahlah
Allah dan janganlah
kamu mempersekutukan - Nya dengan
sesuatu apa pun. Dan
berbuat baiklah kepada
orang tua, karib, kerabat,
anak-anak yatim , orang- orang miskin, tetangga dekat , tetangga jauh, teman sejawat, ibnu
sabil, dan hamba sahaya
yang kamu miliki . Sungguh, Allah tidak
menyukai orang yang
sombong dan membanggakan
diri “
Jadi,
merawat kedua orang
tua adalah sebuah
bentuk kebaikan yang
dilakukan untuk kedua
orang tua dan
sebagai tanda teirima
kasih kepada orang
tua.
Ibadah teragung
di dalam islam
setelah mentauhidkan Allah سبحانه وتعا لى adalah
bebakti kepada orang
tua. Berbakti kepada orang
tua termasuk ajaran
islam yang tinggi
dan mulia. Iman dan
islam seseorang tidak
akan sempurna bila
tidak diiringi dngan
bebakti kepada orang
tua .
Islam sangat
menganjurkan umat-Nya untuk
memuliakan dan menghormati
kedua orang tua. Kesuksesan seseorang
baik di dunia
maupun di akhirat
tidak bisa dipisahkan
dengan peran kedua
orang tua.
BAB
IV
PERINTAH – PERINTAH BIRRUL
WALIDAIN
4.1 Al – Qur’an
وَوَصَّيْنَا
الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ
فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
“ Dan kami perintahkan
kepada manusia ( untuk berbuat
baik ) kepada dua
orang ibu-bapaknya, ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan
lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya
dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku
dan kepada dua
orang ibu bapakmu, hanya kepadaKulah
kembalimu “ (QS . Luqman :14 )
يَسْأَلُونَكَ
مَاذَا يُنْفِقُونَ ۖ قُلْ مَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ خَيْرٍ فَلِلْوَالِدَيْنِ
وَالْأَقْرَبِينَ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ ۗ وَمَا
تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ
“ Mereka bertanya
kepadamu tentang apa
yang mereka nafkahkan. Jawablah, apa saja
harta yang kamu
nafkahkan hendaklah diberikan
kepada ibu bapak, kaum
kerabat, anak – anak yatim, orang
– orang miskin, dan orang – orang
yang sedang dalam
perjalanan. Dan apa saja
kebajikan yang kamu
kerjakan, maka sesungguhnya Allah
Maha Mengetahuinya “
(QS. Al Baqarah : 215 )
وَوَصَّيْنَا
الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْنًا ۖ وَإِنْ جَاهَدَاكَ لِتُشْرِكَ بِي مَا
لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا ۚ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ
فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
“ Dan kami wajibkan
manusia ( untuk berbuat ) kebaikan kepada
kedua orang tuanya. Dan
jika keduanya memaksamu
untuk mempersekutukan Aku
dengan sesuatu yang
tidak ada pengetahuanmu
tentang itu, maka janganlah
kamu mengikuti keduanya. Hanya kepadaKu – lah kembalimu, lalu Aku
kabarkan kepadamu apa
yang telah kamu
kerjakan “ ( QS. Al Ankabut : 8 )
وَوَصَّيْنَا
الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا ۖ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ
كُرْهًا ۖ وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا ۚ حَتَّىٰ إِذَا بَلَغَ
أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ
نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ
صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي ۖ إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ
وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
“ Kami perintahkan
kepada manusia supaya
berbuat baik kepada
kedua orang tuanya. Ibunya mengandungnya
dengan susah payah, dan
melahirkannya dengan susah
payah ( pula ). Mengandungnya
sampai menyapihnya adalah tiga
puluh bulan, sehingga apabila
ia telah dewasa
dan umurnya sampai
empat puluh tahun, maka
dia berdo’a, Ya Rabbku, tunjukilah aku
untuk mensyukuri nikmatMu
yang telah engkau
berikan kepadaku dan
kepada ibu bapakku, dan
supaya aku dapat
berbuat amal yang
shalih yang Engkau
ridhai; berilah kebaikan kepadaku
dengan ( memberi kebaikan )
kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku
bertaubat kepadaMu dan
sesungguhnya aku termasuk
orang – orang yang berserah
diri “ ( QS Al Ahqaf : 15 )
رَبِّ
اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلَا تَزِدِ الظَّالِمِينَ إِلَّا تَبَارًا
“ Ya Rabbku, ampunilah aku, ibu
bapakku, dan siapapun yang
memasuki rumahku dengan beriman laki – laki
dan perempuan. Dan janganlah
Engkau tambahkan bagi
orang – orang yang zalim
itu selain kehancuran “
(QS. Nuh : 28)
4.2 Al Hadits
حدثنا ابو عاصم, عن بهز بن حكيم, عن
ابيه, عن جده قلت: يا رسول الله من ابر؟ قال: (امك ) قلت: من ابر؟ قال: ( امك )
قالت: من ابر؟ قال: ( امك ) قلت: من ابر؟ قال:
( اباك ثم الاقرب فالاقرب )
“ Telah dikabarkan
kepada kami Abu
‘Ashim, dari Bahzi bin
Hakim, dari ayahnya, dari kakeknya
aku berkata: Hai Rasulullah
kepada siapa harus
berbakti? , dia berkata: Ibumu,
Aku berkata: kepada siapa harus berbakti? Dia
berkata: Ibumu, Aku berkata: kepada siapa harus berbakti?, dia berkata:
Ibumu, Aku berkata: kepada siapa harus
berbakti? , dia berkata:
Ayahmu kemudian kerabat
terdekat dan terdekat
lagi “[6]
سالت
انبي صلي الله عليه وسلم اي العمل احب الي الله عز و جل؟ قال: (الصلاة علي وقتها )
قلت: ثم اي؟ قال: ( ثم بر الوالدين ) قلت: ثم اي؟ قال: ( ثم الجهاد في سبيل الله )
قال: حدثني بهن ولو استزدته لزادني
“ Aku pernah bertanya
kepada Rasulullah صلى الله
عليه و سلم, ,
perbuatan apakah yang
paling dicintai Allah سبحانه
وتعا لى?
Rasulullah menjawab: Shalat tepat
pada waktunya, Aku bertanya
lagi: Kemudian apa?
Rasulullah menjawab: Berbakti kepada
kedua orang tua, Aku
bertanya lagi, kemudian apa? Rasulullah menjawab:
Jihad di jalan
Allah. Seandainya aku bertanya
lagi, pasti Rasulullah صلى الله
عليه و سلم, akan menjawab “[7]
جاء رجل الي رسول الله صلي الله عليه وسلم فقال:
جئت ابا بعك علي الهجرة, و تركت ابوي يبكيان. فقال: ارجع اليهما فاضحكهما كما
ابكيتهما
“
Seorang laki - laki datang
kepada Rasulullah صلى الله
عليه و سلم, lalu
berkata, saya datang demi
berbai’at kepadamu untuk
berhijrah, namun saya
meninggalkan kedua orang
tuaku dalam keadaan
menangis. Maka beliau bersabda, Pulanglah kamu
kepada mereka, lalu buatlah
mereka tertawa (disebabkan
muamalahmu ) sebagaimana kamu
telah membuat mereka
menagis “[8]
حدثنا
ادم قال: حدثنا شعبة قال: حدثنا يعلي بن عطاء, عن ابيه, عن عبد الله بن عمر قال:
رضا الرب في رضا الوالد و سخط الرب في سخط الوالد
“
Telah dikabarkan kepada
kami Adam berkata, telah dikabakan
syu’bah berkata, telah dikabarkan
kepada kami ya’la
bin ‘atha, dari ayahnya, dari
Abdullah bin ‘Umar
berkata: Ridha Rabb tergantung
ridha orang tua
dan murka Rabb
tergantung murka orang
tua “[9]
من سره ان يمد له في عمره, و يزاد
له في رزقه, فاليبر والديه, فاليصل رحمه
“
Barangsiapa yang senang
agar umur nya diperpanjang
dan rizki nya ditambah, maka berbuat
baiklah kepada kedua
orang tuanya dan
jalinlah hubungan dengan
kerabatnya “[10]
BAB V
BENTUK –
BENTUK MERAWAT ORANG
TUA
5.1
Merawat Orang Tua
ketika Masih Hidup
Berbakti kepada
orang tua dapat
dilakukan oleh seorang
anak hingga ketika
orang tua mereka
telah tiada, namun kesempatan
pertama adalah berbakti
kepada orang tua
mereka yang masih
ada, sebelum
meninggal dunia. Ini
adalah kesempatan yang
paling berharga. Orang yang
tidak bisa memanfaatkan
kesempatan hidup bersama
orang tuanya dan
tidak bisa memanfaatkan
kesempatan itu untuk
meraih syurga, maka dia
termasuk orang yang
sial, celaka, atau merugi.
Maksudnya, sangatlah merugi orang
yang tidak bisa
menggunakan anugerah hidup
bersama orang tua
untuk merawat, berbuat baik, dan
berbakti kepada mereka. Karena, kebangkitan inilah
yang akan membuahkan
syurga.
Ada sebuah
kisah seorang ulama
yang menangisi kematian
ibunya, lalu ditanyakanlah kepadanya,”
mengapa engkau menangis
sedemikian rupa?” ia pun
menjawab, “bukan apa – apa, tapi karena
sebelumnya aku mempunyai
dua pintu yang
selalu terbuka menuju
syurga, namun sekarang ini
salah satu pintu
tersebut telah tertutup.”
Maka, kesempatan berbakti
kepada orang tua
ketika mereka masih
hidup merupakan kesempatan
emas bagi sang anak
untuk meraih syurga. Berbuat baik
dan berbakti kepada
orang tua memiliki
pengaruh yang sangat
besar dalam kehidupan
manusia. Berbakti kepada orang
tua merupakan wasiat
dari Allah سبحانه
وتعا لى dan juga
dari Rasulullah صلى الله عليه و
سلم, .
Imam Ahmad Al – Musnad
dan Imam Bukhari
dalam Al – Adabul Mufrad, membawakan sebuah
hadits yang diriwayatkan
dari Miqdam bin
Ma’dikarib bahwa Nabi صلى الله
عليه و سلم, bersabda,
“Sesungguhnya Allah mewasiatkan
kepadamu agar berbakti
kepada Ibumu, Ibumu, Ibumu,
dan Ibumu kemudian
kepada ayahmu dan
kemudian kepada kerabat
yang paling dekat
dan yang lebih
dekat.”
Kedua orang
tua merupakan kunci
syurga dan neraka. Jika
seseorang berbakti kepada
orang tua dengan
sebaik – sebaiknya, maka
syurgalah tempatnya. Akan tetapi, apabila seseorang
berbuat durhaka kepada
mereka, maka nerakalah yang
menjadi tempatnya.
Diriwayatkan dari
Abu Umamah رضي الله عنه
bahwa
pernah ada seorang
lelaki yang bertanya
kepada Nabi صلى الله
عليه و سلم, , “ Wahai
Rasulullah, Apa hak orang
tua terhadap anak?, “Beliau menjawab, “Keduanya merupakan
syurga dan nerakamu.”
Maksudnya, keduanya bisa
menyebabkanmu masuk syurga
jika engkau berbakti
kepada keduanya dan
sekaligus bisa menyebabkanmu
masuk neraka jika
kamu durhaka kepada
mereka.
Oleh karena
itu, seorang yang mendapatkan
anugerah dari Allah سبحانه وتعا لى
berupa
mengalami hidup bersama
[Message clipped] View entire message
Ok sipp lah gaes...
Pada 13 Sep 2014 16.39, "Fatin Nisrina" <fatinnisrina94@gmail.com> menulis:
OLEH : Fatin Nisrina |
Sabtu, 13 September 2014
CARA MERAWAT ORANG TUA DALAM ISLAM
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Assalamualaikum maaf mau tanya.
BalasHapusBagaimna jika ortu bukn hnya dah tua yp jg sakit stroke. Yg mmbuat saya bingung kta dokter bnyak pantangannya (halmknan) sdangkn jika sya mnerapkan sarn dokter nenekku ga lahap mkn ga bnyak mkn. Tp jika ap yg d inginkan saya penuhi terlihat bahagia dan nafsu mkn d lihat menyenangkan. Usia nenek saya dah skitar 80an. Di jak olahraga jg selalu nangis ktnya sakit. Sedangkn anjurannya hrus sering d gerakkn tubuhnya biar ga kaku dsb. Mohon pncerahannya. Utamkn bahagianya atau sehatnya??😢 trimksih wassalam