Ahlan Wa Sahlan
 

Senin, 08 September 2014

AGAR MENGHADAP ALLAH DENGAN QOLBU SALIM



                                                       DAFTAR ISI

Judul Karya Tulis
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
1.2    Rumusan Masalah
1.3    Landasan Teori
BAB II. PEMBAGIAN JENIS QOLBU
BAB III. HAKIKAT QOLBUN SALIM
            3.1  Definisi Qolbun Salim
            3.2  Tanda-tanda Qolbun Salim
                        3.2.1  Senang terhadap al-Qur’an dan mengamalkannya
                        3.2.2  Senang berdzikir kepada Rabb ta’ala
                        3.2.3  Selalu rindu untuk mengabdi kepada-Nya
                        3.2.4  Pemiliknya ingin selalu dalam keridhoan Allah Ta’ala
                        3.2.5  Bila melakukan kesalahan ia merasa rugi
                        3.2.6  Rela tubuhnya letih hanya untuk mentaati-Nya
                        4.2.7  Meninggalkan negeri dunia dan menuju kampung akhirat
BAB  IV. PENYAKIT QOLBU
            4.1  Pintu-pintu masuk iblis ke qolbu
4.2 Mengobati penyakit qolbu dari iblis
BAB V. NUTRISI PENGHIDUP QOLBU
            5.1 Dzikrullah
            5.2 Bersyukur
            5.3 Tawakal
            5.4 Istighfar
            5.5 Shalawat kepada nabi
            5.6 Muhasabah diri
BAB VI. PENUTUP
            6.1  Kesimpulan
6.2  Saran
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    LATAR BELAKANG

Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam yang telah menurunkan al-qur’an sebagai petunjuk dan peringatan bagi umat manusia . Sholawat serta salam tak lupa tercurahkan kepada Habibullah yakni Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم

 yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang yakni Diinul Islam.
Qolbu adalah raja, dan anggota tubuh adalah prajuritnya . Ibarat pisau bermata dua , ia bisa jadi organ tubuh paling taat atau paling bermaksiat. Qolbunlah yang menentukan baik atau buruknya akhlaknya seseorang. Rasulullah  صلى الله عليه وسلم bersabda :
Bersabda,
أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ‏.‏

أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ
                    ‏‏‏.‏

 “…ketahuilah bahwa dalam jasad itu terdapat segumpal daging, yang apabila ia baik maka baik pula seluruh jasadnya. Dan apabila ia rusak, maka rusak pula seluruh jasadnya. Ketahuilah bahwa sekerat darah tersebut adalah qolbu[1]
(HR. Bukhari Muslim)
Dari hadits di atas kita dapat memetik satu kesimpulan, yaitu bahwa qolbu ternyata laksana nahkoda sebuah bahtera. Dimana arah tujuan dari bahtera tersebut sangat ditentukan oleh sang nahkoda. Jika nahkodanya memiliki niatan dan tujuan yang baik, insya Allah akan membawa bahtera tersebut ke arah yang baik. Sebaliknya, jika ia memiliki tujuan yang jahat, maka secara otomatis kapal tersebut sedang berjalan ke arah yang negatif. Oleh karena itulah sangat penting bagi kita memiliki qolbu yang bersih guna menjadikan kehidupan kita benar-benar sedang melaju ke arah yang baik, yaitu keridhaan Allah . تعالى و سبحانه  
Allah تعالى و سبحانه   berfirman :
“ ... Sesungguhnya pendengaran , penglihatan dan hati nurani semuanya itu akan dimintai pertanggung jawabannya .” (QS. Al-Isra : 36)
Qolbu inilah yang paling bertanggung jawab atas semua perilaku yang kita kerjakan, oleh sebab itu memperbaiki qolbun merupakan suatu keharusan yang wajib dilakukan oleh setiap orang yang mengharapkan ridho-Nya.
Oleh kerena itulah terdapat sebuah ungkapan, bahwa siapa yang mengenal qolbunya maka ia akan mengenal Rabbnya. Namun disayangkan, karena betapa banyaknya manusia yang tidak mengenal qolbunya sendiri. Lalu Allah menjadikannya seolah dirinya terpisah dari qolbunya. Pemisahan ini dapat berbentuk penghalang untuk mengenal dan bermuroqobatullah (selalu dalam pengawasan Allah). Dan atas dasar hal inilah, banyak ulama yang menjadikan ma’rifatul qolb sebagai dasar dan pedoman bagi orang-orang saleh yang ingin lebih mendekatkan dirinya kepada Allah.
Dan atas karunia Allah Rabb semesta alam, dengan menyajikan karya tulis yang bejudul “ Agar menghadap Allah dengan Qolbun Salim ’’. Penulis berharap dapat mengubah diri dan kehidupan penulis , bahkan para pembaca karya tulis ini untuk senantiasa menjadikan qolbunnya menjadi qolbun salim , agar kita semua dapat melewati hari kiamat dan menuju surga-Nya.Aamiin

           













1.2    RUMUSAN MASALAH

1.      Apa yang dimaksud Qolbun Salim ?
2.      Apa sajakah tanda dari Qolbun Salim ?
3.      Apa pengaruh dari penyakit qolbu ?
4.      Dimana saja pintu masuk yang dilalui iblis ?
5.      Kiat-kiat agar mendapat qolbun salim

















1.3 Landasan  Teori
QS. AL-ISRA : 36
إِنَّ ٱلسَّمْعَ وَٱلْبَصَرَ وَٱلْفُؤَادَ كُلُّ أُو۟لَٰٓئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔول...                             
 “... sesungguhnya pendengaran , penglihatan dan hati nurani, semuanya itu akan dimintai pertanggung jawabannya.”
QS. YUNUS : 57
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَاء لِّمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِين
“ Hai manusia , sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Rabbmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.”
QS. QAF : 37
إِنَّ فِي ذَلِكَ لَذِكْرَى لِمَن كَانَ لَهُ قَلْبٌ
“Sesungguhnya pada demikian itu terdapat peringatan bagi orang yang memiliki qolbu...”



Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
“Perumpamaan qolbu itu seperti sehelai bulu di tanahyang lapang yang mudah dibolak – balikkan angin.” (diriwayatkan Ahmad , Al- Baghawi , dan Abi Ashim)
Dari Hudzaifah bin Yaman , ia berkata : Aku mendengar Rasulullah صلى
الله عليه وسلمbersabda : “Cobaan itu ditimpakan kepada qolbu laksana tikar yang di bentangkan selembar demi selembar. Qolbu mana saja yang di masuki cobaan itu, maka di torehkan di dalamnya satu titik hitam. Dan qolbu mana saja yang mengingkarinya, maka di torehkan di dalamnya satu titik putih. Akhirnya qolbu terbagi menjadi dua, qolbu yang hitam legam cekung seperti gayung terbalik ; tidak mengenal kebaikan , tidak pula mengingkari kemungkaran , selain yang di kehendaki oleh hawa nafsunya ; dan qolbu yang bercahaya , yang tidak akan tertimpa madharat fitnah , selama langit dan bumi masih ada[2].






BAB II
PEMBAGIAN JENIS QOLBU

Sebelum saya membahas lebih terperinci tentang qolbun salim, terlebih dahulu di bab ini saya akan menjelaskan secara singkat tentang pembagian jenis qolbu. Menurut Ibnul Qoyyim Al jauziyyah , dalam bukunya “ manajemen qolbu ” menjelaskan bahwa, menurut sifatnya qolbu di bagi menjadi tiga macam yaitu qolbun salim , qolbun marrid , qolbun mayyit .
1.Qolbun salim
            Qolbu jenis ini di definisikan sebagai qolbu yang selalu mengingat Rabbnya, jauh dari syahwat, selalu mengikuti yang haq dan menjauhi yang bathil. Orang yang memiliki qolbu yang salim akan selamat dari hari kiamat, sebagaimana firman Allah ta’ala :
إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ- يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ
“ (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali
orang-orang yang menghadap Allah dengan qolbu yang salim ”
(QS. Asy-Syuara’ : 88-89 )
Ciri ciri dari pemilik qolbun salim adalah merendahkan diri, ikhlas amal untuk Allah, menjaga lisannya, menjaga perbuatan anggota badannya, sabar, amar ma’ruf nahi munkar, bertawakal kepada Allah.
2. Qolbun marrid
            Qolbu seperti ini di definisikan sebagai qolbu yang hidup tapi cacat, di dalam qolbunya terdapat dua materi yang saling berlawanan. Terkadang ia lebih dekat dengan kekafiran daripada dengan keimanan. Dan pada kali lain, ia bisa lebih dekat dengan keimanan daripada kekafiran. Karena itu, ia akan dikuasai oleh yang memenangkan pertarungan antara keduanya. Allah ta’ala berfirman :
...فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَهُمُ اللّهُ مَرَضاَ
“Dalam qolbu mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya”                 (QS. Al-Baqarah :10 )
... لِيَجْعَلَ مَا يُلْقِي الشَّيْطَانُ فِتْنَةً لِّلَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ
“Dia (Allah) menjadikan godaan yang ditimbulkan syetan itu sebagai cobaan bagi orang-orang yang dalam qolbunya ada penyakit...” (QS. Al-Hajj : 53)
Ciri ciri dari pemilik qolbun marrid adalah ketika iya melaksanakan suatu perbuatan kemudian iya merasa bersalah dan bertobat, dan iya masih ada kemauan menerima kesalahan jika di bacakan firman Allah. Tetapi iya akan melakukan perbuatan itu di lain hari karena di dalam qolbu nya terdapat hal yang berlawanan yang iya belum mampu untuk mengendalikannya
3. Qolbun mayyit
            Qolbu seperti ini adalah lawan dari qolbun salim, qolbu ini tidak menyembah Allah sesuai perintahnya dan ridho-Nya. Semua perbuatan yang ia lakukan semata-mata karena mengikuti hawa nafsunya. Hawa nafsu dan syahwat lebih ia cintai daripada Rabbnya. Inilah qolbu yang paling di murkai oleh Allah ta’ala. Qolbu yang dimiliki oleh orang-orang kafir dan munafik.
Allah ta’ala berfirman :
وَقَالُواْ قُلُوبُنَا غُلْفٌ بَل لَّعَنَهُمُ اللَّه بِكُفْرِهِمْ فَقَلِيلاً مَّا يُؤْمِنُونَ
“ Dan mereka berkata, “ Qolbu kami tertutup ” Tidak !! Allah telah melaknat mereka karena kekufuran mereka, tetapi sedikit sekali dari mereka yang beriman” (QS. Al-Baqarah : 88).
Ciri ciri dari pemilik qolbun mayyit adalah tidak bisa di peringatkan dengan firman Allah. Hanya kuasa Allah lah yang mampu membuka pintu taubatnya.




            Menurut para sahabat qolbu itu dibagi menjadi 4 . Sebagaimana perkataan Hudzaifah bin Al Yaman, yang diriwayatkan secara sah dari beliau,
“ Qolbu itu ada empat : Ada qolbun salim, di dalamnya terdapat pelita yang menyala, itulah qolbu orang mukmin. Ada qolbu yang tertutup, itulah qolbu orang kafir. Ada qolbu yang terbalik, yaitu qolbu orang munafik, ia telah mengetahui dan tetapi kemudian dia mengingkari, dan telah melihat, tetapi kemudian buta. Dan ada pula qolbu yang terdiri dari dua unsur, yaitu unsur keimanan dan unsur kemunafikan. Keadaannya tergantung kepada salah satu yang paling dominan ”










BAB III
HAKIKAT QOLBUN SALIM

3.1 Definisi Qolbun salim
            Secara istilah adalah qolbu yang senantiasa hidup bercahaya hanya untuk Allah, ia senantiasa mencintai apa yang dicintai oleh Allah dan membenci apa yang dibenci oleh Allah, ia mengikhlaskan seluruh amal perbuatan hanya untuk Allah Ta’ala, ia selalu tunduk dalam ketaan kepada Allah Ta’ala, ia juga sebantiasa menjaga lisan pemiliknya. Sehingga dialah yang menjadi barometer bagi dirinya dalam segala hal, baik masalah besar atau masalah kecil, tidak ada orang yang selamat pada hari kiamat, kecuali orang yang memiliki qolbun salim.
            Allah Ta’ala berfirman,
إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ -يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ
“Yaitu pada hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan qolbun salim” (QS. Asy-Syuara : 88-89)
Tidak hanya itu, ia juga tidak pernah tunduk kepada hukum selain hukum Allah Ta’ala, tidak pernah tunduk pula kepada orang-orang yang memerangi Rabbnya. Qolbunya sudah terikat dengan kecintaan secara mutlaq, ketundukan secara mutlaq, kepada Rabb azza wa jalla. Inilah qolbu yang paling diicintai dan diridhoi oleh Allah Ta’ala. Qolbu yang paling diinginkan oleh setiap orang yang mengharapkan surga-Nya.
3.2 Tanda-tanda Qolbun salim

3.2.1 Senang terhadap Al-Qur’an dan mengamalkannya
            Al-Qur’an adalah kalamullah, dengan mempelajari Al-Qur’an qolbu menjadi tenang, dan rasa cinta kepada Allah semakin kuat. Bila diri kita tidak disibukkan dengan kebenaran maka kebathilan akan menyibukkannya sunggu hal itu sangat merugi.
... إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ - إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ
“...Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan...” (QS. Al-Ashr : 2-3)
Al-Qur’an baginya adalah salah satu kebutuhan pokok untuk nutrisi qolbu. Ditambah lagi mengajarkannya adalah salah satu ladang amal baginya. Seperti hadist Rasulullah صلى الله عليه وسلم :
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ.
“Sebaik-baik kamu adalah yang belajar al-qur’an dan mengajarkannya.”                        (HR. Bukhari)
Maksud kalimat “mengajarkan” Al-qur’an dalam hadist ini adalah mengajarkan Al-qur’an dengan mengharapkan ridha Allah Ta’ala. Tapi masalah yang terjadi di lapangan kebanyakan orang salah tafsir pada kalimat ini, mereka hanya mengajarkan al-qur’an untuk kepentingan dirinya saja. Hal ini sudah tertulis dalam firman Allah Ta’ala :
اشْتَرَوْاْ بِآيَاتِ اللّهِ ثَمَناً قَلِيلاً فَصَدُّواْ عَن سَبِيلِهِ إِنَّهُمْ سَاء مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ
“Mereka memperjualbelikan ayat Allah dengan harga murah , lalu mereka menghalang-halangi orang dari jalan Allah. Sungguh, betapa buruknya apa yang mereka kerjakan” (QS. At-Taubah : 9)
3.2.2 Senang berdzikir kepada Allah Ta’ala
          الَّذِينَ آمَنُواْ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللّهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Yaitu orang-orang yang beriman dan qolbu mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah qolbu menjadi tentram.”
(QS. Ar-Rad : 28)
            Dalam ayat disana sudah jeals bahwa dengan berdzikir, qolbu menjadi tenang dan tentram. Sesungguhnya tidak ada ucapan yang lebih utama setelah membaca al-qur’an, assunnah, dan atsar sahabat selain dzikrullah. Jika qolbu sudah terikat kuat dengan cinta kepada Allah , lisan senantiasa akan mudah untuk mengucapkan asma-Nya. Seperti dalam hadist qudsy-Nya ,
dari Nabi صلى الله عليه وسلم:
“Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman, “Aku beserta hamba-Ku selagi dia mengingat-Ku dan kedua bibirnya bergerak-gerak menyebut-Ku”[3] (HR. Ahmad dan Ibnu Majah )
3.2.3 Selalu rindu untuk mengabdi kepada-Nya
            Yahya bin Muadz berkata, “Barangsiapa senang berkhidmah kepada Allah azza wa jalla, segala sesuatu akan senang untuk berdmah kepadanya. Barangsiapa tentram dan sejuk qolbunya lantaran taat kepada Allah , tentram dan sejuk qolbu pulalah semua yang memandangnya.”
Qolbu yang sehat pasti akan merasa sangat rindu untuk mengabdi kepada Allah Ta’ala, tidak pernah merasa bosan sedikitpun. Kerinduan yang ia rasakan melebihi kerinduan orang tua yang di tinggal jihad oleh anaknya.
3.2.4 Pemiliknya ingin selalu dalam keridhoan Allah
            Mengharapkan keridhoan Allah adalah salah satu tanda dari sehatnya qolbu. Apabila semakin kuat ridhonya, maka akan semakin hilang sakit itu secara keseluruhan . Ibnu Mas’ud berkata, “ Sesungguhnya Allah Ta’ala dengan keadilan dan ilmu-Nya menjadikan kesejahteraan dan kegembiraan qolbu berada dalam sikap yakin dan ridho, serta menjadikan keluh kesah dan sedih berada dalam sikap ragu dan marah.”

            Nabiصلى الله عليه وسلمbersabda :
“Manisnya iman akan dirasakan oleh orang yang ridho Allah sebagai Rabbnya , islam sebagai agamanya , dan Muhammad sebagai rasulnya.[4]
(HR. Muslim)
            Qadhil Iyadh berkata, “Makna hadist ini adalah benar imannya, tenang jiwanya karena keridhoannya terhadap semua yabg di sebutkan dalam hadist di atas, dan itu menunjukkan kemantapan pengetahuannya, kedalaman mata qolbunya, dan qolbunya yang terang. Karena, barangsiapa yang ridha terhadap suatu masalah, maka ia akan di mudahkan dalam menyelesaikan masalahnya tersebut. Demikian juga seorang mukmin, apabila telah masuk ke dalam qolbunya keimanan, amak akan di mudahkan baginya jalan menuju ketaatan kepada Allah. Wallahu a’lam .
Hadist di atas juga menerangkan bahwa, jika kita ridho dengan apa apa yang di ridhoi Allah , maka Allahpun akan ridho terhadap kita.
Rasulullah SAW bersabda :
“ Sesungguhnya Allah tidak akan menerima amal ibadah kecuali dilakukan dengan ikhlas dan demi mengharapkan keridhoan-Nya[5]


3.2.5 Bila melakukan suatu kesalahan, ia merasa rugi
            Kerugian yang ia rasakan, melebihi kerugian ketika kehilangan harta dan keluarga, karena ia tahu kerugian tersebut sangat berbeda dengan kerugian di dunia. Sebab, kerugian-kerugian di dunia pastilah akan musnah , tetapi kerugian di akhirat akan kekal untuk selamanya. Sebagaimana firman Allah Ta’ala :
... مَا عِندَكُمْ يَنفَدُ وَمَا عِندَ اللّهِ بَاق
“Apa yang ada di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah Ta’ala akan kekal.” (QS. An-Nahl : 96)
3.2.6 Rela tubuhnya letih hanya untuk mentaati-Nya
            Taat merupakan salah satu contoh dari sehatnya qolbu. Mentaati Allah Ta’ala bagi umat islam wajib hukumnya,
قُلْ أَطِيعُواْ اللّهَ وَالرَّسُولَ فإِن تَوَلَّوْاْ فَإِنَّ اللّهَ لاَ يُحِبُّ الْكَافِرِينَ
“Katakanlah (Muhammad) , “Taatilah Allah dan Rasul. Jika kamu berpaling, ketahuilah bahwa Allah tidak menyukai orang-orang kafir”
(QS. Ali-Imran : 32)
Orang yang qolbunya sudah terikat dengan Rabbnya , maka dalam keadaan apapun ia akan senantiasa taat kepada-Nya bai dalam keadaan sehat maupun sakit, ia akan selalu memikirkan segala hal yang Allah Ta’alatelah ciptakan.

ٱلَّذِينَ يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمًۭا وَقُعُودًۭا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ
                                   رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًۭا سُبْحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ 
“(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri , duduk atau dakam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) , “ Ya Rabb kami , tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia” Maha suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka ” (QS. Ali-Imran : 191)
Pada firman Allah diatas sudah jelas, bahwa orang yang mengerjakan hal seperti itu memiliki qolbu yang sehat. Hal ini pun serupa dengan orang yang mehabiskan waktunya untuk beribadah dan memohon ampun kepada Allah Ta’ala , semua yang ia lakukan senantiasa akan ikhlas karena Allah Ta’ala . Hal tersebut sudah tercantum dalam kitab suci kita , Allah ta’ala berfirman :
وَالَّذِينَ يَبِيتُونَ لِرَبِّهِمْ سُجَّداً وَقِيَاماً
“dan orang-orang yang mengahbiskan waktu malam untuk bribadah kepada Rabb mereka dengan bersujud dan berdiri” (QS. Al-Furqon : 64)
وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ - كَانُوا قَلِيلاً مِّنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ
“mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam, dan pada akhirmalam mereka memohon ampun (kepada Allah)” (QS. Adz-Dzariat :17-18)


Dan yang paling penting !!
... وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ
“Padahal mereka hanya diperintahkan menyembah Allah, dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena menjalankan agama...”
 (QS. Al-Bayyinah :5)

3.2.7 Meninggalkan negeri dunia dan menuju kampung akhirat
            Allah ta’ala berfirman :
يَا قَوْمِ إِنَّمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَإِنَّ الْآخِرَةَ هِيَ دَارُ الْقَرَارِ
“Wahai kaumku ! Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan sementara dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal’’
(QS. Mu’min : 39)
Ayat tersebut menerangkan bahwa dunia ini pasti binasa, walaupun sudah banyak ilmuan yang mencoba membangun segala macam tempat anti kiamat. Tapi jika Allah telah berkehendak maka jadilah semua. Tanda dari qolbu yang sehat juga adalah jika seseorang meninggalkan kehidupan yang megah untuk hidup yang sederhana saja. Yang ada di fikirannya adalah kehidupan di sisi Allah Ta’ala. Sikap seperti ini di kenal dengan sikap zuhud terhadap dunia.
           
Yunus bin maisarah berkata, “ Bukankah dikatakan sebagai zuhud terhadap dunia dengan cara mengharamkan yang halal , atau menyia-nyiakan harta, akan tetapi yang disebut zuhud terhadap dunia adalah bahwa apa yang ada dalam genggaman kekuasaan Allah lebih diyakini daripada apa yang ada dalam genggaman tangannya. Atau sikap anda yang sama saja ketika anda mendapat musibah ataupun tidak, serta saat anda mendapatkan pujian atau celaan tatkala menegakkaAn kebenaran”.


Al Hasan menulis surat yang cukup panjang kepada Umar Bin Abdul Aziz, berisi celaasn terhadap dunia, yang di dalamnya disebutkan : Amma badsesungguhnya dunia ia merupakan tempat tinggal yang akan binasa dan bukan tempat tinggal yang kekal. Adam diturunkan ke dunia sebagai hukuman. Maka waspadalah terhadap dunia wahai Amirul Mukminin. Mencari bekal di dunia ialah dengan meninggalkannya. Kekayaan dunia adalah kemiskinannya. Orang yang menyanjung-nyanjung dunia akan dihinakan. Orang yang menghimpun dunia akan merasa miskin, tak ubahnya racun yang menggerogotinya, sementara dia tidak mengetahui kalau racun itu membinasakannya. Waspadailah tempat tinggal yang melalaikan, memperdaya dan menipu ini. Terimalah dengan senang hati apa yang ada, waspadailah apa yang belum ada. Kesenangan karena dunia diliputi
dengan kesedihan, barisan-barisannya diliputi dengan kotoran. Andaikan Khaliq tidak menyampaikan suatu kabar tentang dunia ini dan tidak memberikan perumpamaan tentangnya, tentulah orang yang tidurpun akan langsung bangkit dan orang yang lalai akan tersadar. Tetapi bagaimana itu akan terjadi, sementara Allah ada ancaman dan peringatan? Dunia ini di sisi Allah sama sekali tidak mempunyai arti apa-apa. Allah tidak melihat kepadanya sejak pertama kali menciptakannya[6].











BAB IV
PENYAKIT QOLBU

            Terkadang qolbu sakit parah, tetapi pemiliknya tidak sadar diri. Bahkan terkadang qolbu itu telah mati dan pemiliknya tidak menydari kematiannya. Semua itu di sebabkan karena dia sibuk dan berpaling dari megetahui kesehatan qolbu. Terkadang pula, ia merasakan qolbunya sakit, tetapi ia tidak kuat untuk bersabar. Sehingga ia lebih memilih tetap dalam berada hawa nafsunya
4.1 Pintu-pintu masuk iblis ke dalam qolbu
             Dalam bukunya mukhtasar minhajul qoshidin , Ibnu Qudamah menjelaskan bahwa di antara pintu-pintu yang besar ini di antaranya adalah :
1)      Iri, dengki dan ambisi
Jika seseorang sudah berambisi, maka ambisi itu akan membuat iri dan dengki akan menjadi peluang besar sebagai pintu masuk setan. Orang yang ambisius akan melakukan apa saja, sekalipun itu adalah kejahatan dan kemungkaran
2)      Amarah
Amarah merupakan bencana bagi akal, jika akal telah melemah. Pasukan setan akan mudah memasuki qolbu. Diriwayat bahwa iblis berkata : “ Jika seorang hamba keras qolbunya, maka kami bisa membaliknya sebagai anak kecil yang membalik bola”
3)      Kenyang
Jika seseorang kenyang, maka gejolak syahwat akan menguat dan mengalahkan ketaatannya.
4)      Tamak
5)      Cinta harta
Selagi cinta kepada harta sudah tumbuh di dalam qolbu, maka pemiliknya akan terus mencari harta dengan cara yang halal atau haram.
6)      Buruk sangka
Siapa yang membuat keputusan tentang diri seorang muslim berdasarkan buruk sangka. Tentu dia akan melecehkan orang muslim itu dan mengatakan mengatakan yang macam-macam tentang dirinya
7)      Terburu-buru dan tidak berhati hati
Rasullah bersabda,
“ Terburu buru itu dari syetan dan berhati-hati itu dari Allah[7]
8)      Membawa orang-orang awam kepada fanatisme madzhab, sampai orang tersebut tidak melaksanakan amalan yang semestinya





4.2 Mengobati penyakit qolbu dari iblis
            Allah berfirman,
 إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ آمَنُواْ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ- فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
“Bila kamu membaca Al-Qur’an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syetan yang terkutuk. Sesungguhnya syetan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakal kepada Rabbnya.” (QS. An-Nahl : 98-99)
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَاء لِّمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Rabbmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit yang berada dalam dada”
(QS. Yunus: 57)

Al-Qur’an adalah obat dari berbagai macam penyakit yang menyerang qolbu, di dalamnya terdapat dalil yang membahas tentang kebenaran dan kebatilan. Tidak ada dalam satu kitab pun yang mampu menyamai al-qur’an.
BAB V
KIAT-KIAT MENGHIDUPKAN QOLBUN SALIM

            Telah di sebutkan dalam hadist, bahwa Rasulullah bersabda :
“ Wahai Dzat yang memalingkan qolbu, teguhkanlah qolbu kami pada agama-Mu. Wahai Dzat yang membalikkan qolbu, balikkanlah qolbu kami kepada ketaatan-Mu”[8](HR. AT-Tarmidzi , Al-Baghawi , Al-Hakim dan Ibnu Abi Ashim)
Ketahuilah, bahwa ketaatan adalah sesuatu yang harus ada untuk menghidupkan qolbu. Seperti halnya kebutuhan sandang dan pangan untuk kelangsungan kehidupan manusia. Qolbu juga membutuhkan nutrisi, untuk tetap menjaga kesehatan tubuhnya. Karena, sehat dan hidupnya qolbu dapat memberikan kehidupan dan kesejahteraan, dan dapat mengantarkan seorang hamba untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik di akhirat kelak.
            Seorang ulama berkata, “ Wahai betapa mengherankannya manusia yang menangisi orang yang telah mati jasadnya, namun ia tidak pernah menangisi orang yang telah mati qolbunya, padahal kondisi seperti itu lebih parah dari yang sebelumnya[9]”. Karena itu sangat di perlukannnya nutrisi oleh seorang hamba yang tidak ingin qolbunya menjadi mati. Diantara nutrisi-nutrisi penghidup qolbu adalah :
5.1 Dzikrullah
            Sesungguhnya dzikir merupakan kehidupan bagi qolbu dan ruh bagi manusia. Meskipun amalan dzikir merupakan amalan paling mudah, tetapi balasan yang dijanjikan Allah dari amaln dzikir tidak di dapatkan dari ibadah yang lain. Seperti yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda :
 “ barangsiapa yang membaca doa :

لا اله الا الله وحده لا شريك له، له الملك وله الحمد، وهو على كل شيء قدير

 ‘ Tiada Illah selain Allah yang Maha Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya lah kerajaan dan segala pujian. Dialah yang Maha berkuasa atas segala sesuatu’
Dalam satu hari seratus kali, maka pahala baginya seatara dengan pahala membebaskan sepuluh budak, dicatat untuknya seratus kebaikan, dan dihapuskan seratus kesalahan, untuknya penjaga dari gangguan setan dari pagi hingga sore hari, dan tidak ada seorang pun yang datang dengan keutamaan seperti ini kecuali seseorang berbuat lebih banyak darinya” (HR. Bukhari, Muslim dan Tirmidzi)
            Diriwayatkan dari Jabir, dari Nabi صلى الله عليه وسلمbeliau bersabda :
"Barangsiapa yang mengucapkan doa, “Maha suci Allah dan pujian untuk-Nya”. Maka di tanamkan untuknya sebuah pohon kurma di surga.[10]” (HR Tirmidzi)
            Istiqomah dalam berdzikir akan memudahkan baginya menghadap Allah dengan qolbun salim, dan sebaliknya jika kita tidak konsisten dalam berdzikir maka hal tersebut akan menjadi penghalang kedekatan dirinya dengan Allah Ta’ala. Diantara macam – macam dzikir yaitu, menyebut Asma’Nya dan SifatNya, memujiNya, menyanjungNya, seperti mengucapkan ‘Alhamdulillah’ ,                     ‘Allahu Akbar’ , ‘Subhanallah’ , ‘Laa ilaha illallah’ . Dan mengingat perintah atau laranganNya, serta mengingat segala nikmat dan karunia yang telah Allah berikan.
            Sesungguhnya amal yang paling mulia disisi Allah adalah shalat , hal itu berdasarkan firmah Allah :
... وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ ...
“...Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain...)” (QS. Al ankabut : 45)
            Dan sebaik- baik dzikir adalah membaca Al-Qur’an, karena amalan tersebut merupakan obat bagi segala penyakit qolbu.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَاء لِّمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepada kamu pelajaran dari Rabbmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman” (QS. Yunus : 57)
            Ustman bin Affan berkata, “Jikalau qolbu – qolbu kalian suci , maka firman Allah akan cukup membuat kalian kenyang.” Ibnu Mas’ud berkata, “Barangsiapa yang ingin mengetahui bahwa Allah mencintainya, maka hadirkanlah dalam dirinya Al- Qur’an. Dan barangsiapa yang mencintai Al-Qur’an, maka dia telah mencintai Allah, karena Al-Qur’an adalah kalamNya[11].”
5.2 Bersyukur
Dari Mu’adzra , dia berkata, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda kepadaku, “Sesungguhnya aku mencintaimu, maka ucapkanlah ‘ Ya Allah, tolonglah aku untuk mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu dan beribadah secara baik kepada-Mu.[12]”(HR. Abu Dawud, An-Nasa’i dan Ahmad)
            Mensyukuri semua yang telah Allah berikan kepada kita dapat memberikan nutrisi tersendiri untuk semua anggota badan kita, termaksud qolbu. Dilihat dari seginya, maka segala kebaikan itu datangnya dari Allah dan keburukan itu datangnya dari diri sendiri. Meskipun demikian, dalam kondisi apapun seorang hamba harus tetap mensyukuri apapun yang telah Allah berikan kepadanya, walaupun itu sangat kita benci sekalipun. Ketahuilah, bahwa Allah mengetahui apa yang baik dan buruk untuh hambanya.
            Cara perwujudan syukur tidak hanya dilakukan oleh anggota tubuh saja. Bisa juga dilakukan oleh lidah dan qolbu. Perwujudan syukur dengan lidah ialah menampakkan syukur itu kepada Allah Ta’ala dengan cara memuji-Nya, menampakkan keridhoan terhadap apa yang datang dari Allah, dan memang manusia di wajibkan untuk melakukannya. Rasulullah bersabda :
“Membicarakan nikmat-nikmat Allah adalah syukur dan meninggalkannya adalah kufur[13](HR Ahmad)
Perwujudan rasa syukur dengan qolbu ialah dengan berniat melakukan kebaikan dan menyembunyikannya dari semua manusia.
Perwujudan syukur dengan anggota tubuh ialah menggunakan kenikmatan dari Allah untuk taat kepada-Nya, tidak untuk mendurhakai-Nya, menutup aib yang di lihatnyapada diri orang muslim lainnya, dan menutupi pula setiap aib yang di dengarnya.
            Di haruskan mengambil pelajaran tentang syukur nikmat dan kufur dengan contoh ini dalam menghadapi perkara yang lain ; tatkala sedang beraktivitas, tatkala diam dan berbicara. Mungkin saja kita diam karena mendapatkan karunia, bisa berarti syukur dan bisa kebalikannya kufur.





5.3 Tawakal
            Allah berfirman,
          وَعَلَى اللّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ...
“Hendaklah hanya kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal”
 (QS. Ali- imran : 122)
            Tawakal kepada Allah adalah kewajiban qolbu yang mencakup kesempurnaan iman yang harus di berikan kepada Allah. Sebab tauhid dan iman tidak akan sempurna kecuali dengan melakukan tawakal. Orang yang bertawakal kepada Allah tidak akan berharap dan berkeinginan kecuali hanya kepada-Nya. Diriwayatkan oleh shahihain, bahwasannya nabi pernah menyebutkan bahwa di antara umatnya ada tujuh puluh ribu orang yang masuk tanpa hisab kemudian beliau bersabda,
“ Yaitu mereka yang tidak minta di ‘kay’ ( sundut besi panas ), tidak meminta di ruqyah syar’i , tidak meminta membuat ramalan yang buruk-buruk dan kepada Rabb mereka bertawakal[14](HR Bukhori Muslim)
Tawakal merupakan ungkapan tentang penyandaran jiwa kepada yang diwakilkan, manusia tidak bisa disebut tawakal kepada selainnya kecuali setelah dia bersandar kepadanya dalam beberapa hal, yaitu dalam masalah simpati, kekuatan dan petunjuk. Jika susah mengerti dalam hal ini, maka bandingkanlah dengan tawakal kepada Allah. Jika qolbu sudah merasa yakin bahwa tidak ada yang bisa berbuat apapun kecuali hanya Allah saja, berarti qolbu kita sudah bertawakal kepada Allah semata dan merasa yakin banhwa selain-Nya itu salah. Tapi perlu diketahui juga, jika tidak mendapatkan keadaan seperti ini makaa kemungkinan karena ketakutan qolbu atau lemahnya keyakinan.
Jadi, tawakal tidak akan menjadi sempurna kecuali diliputi oleh kekuatan qolbu dan kuatnya keyakinan. Sebagai manusia pengaruh tawakal akan tampak dalam segala gerakan kita dan juga termaksud dalam nutrisi untuk qolbu kita.
Allah Ta’ala berfirman dalam hadist qudsi tentang kewajiban bertawakal kepadanya :
“Wahai hamba-Ku , setiap kalian itu adalah lapar kecuali yang Aku beri makan, maka mintalah makan kepada-Ku , niscaya Aku akan memberi kalian makan. Setiap kalian adalah telanjang kecuali yang Aku beri pakaian, maka mintalah pakaian kepada-Ku niscaya Aku akan memberi kalian pakaian”[15]. (HR. Muslim, At-Tirmidzi, Baihaqi)
Maksud dari hadist diatas adalah kewajiban untuk bertawakal kepada Allah dalam masalah rezeki. Karena pada hakikatnya apapun yang di terima manusia baik berupa bahan sandang maupun pangan itu semua datangnya dari Allah. Manusia hanya mampu berusaha dan Allahlah yang menentukan segalanya.


5.4 Istighfar
          وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ...
“...Dan mohonlah ampunan kepada Allah, sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha penyayang.” ( QS. Al-Muzammil : 20)
            Istighfar dalam bahasa arab artinya memohon maghfirah. Dan maghfirah sendiri artinya penjagaan dan penghalang dari jahatnya perbuatan dosa. Istighfar sendiri hukunya, seperti hukum yang berlaku pada penyakit. Apabila Allah berkehendak, Allah akan menerima ampunan tersebut, terutama permohonan itu diucapkan oleh orang yang qolbunya sedang dilanda oleh berbagai penyakit.
            Hasan berkata, “ Perbanyaklah istighfar di dalam rumah kalian, di kendaraan, jalan-jalan, pasar. Majelis-majelis dan di manapun kalian berada, karena kalian tidak tahu kapan ampunan itu diturunkan oleh Alllah”.
Dari Abu Hurairah ra , bahwa Raulullah SAW bersabda :
            “ Sesungguhnya jika qolbuku lalai, maka aku memohonkan ampun kedapa
Allah dalam sehari sebanyak seratu kali”[16](HR Muslim)
Sebagian ulama berkata bahwa istighfar dengan tetap melakukan dosa adalah taubatnya para pendusta. Maka dari itu perbanyaklah istighfar dengan niat agar kelak dapat berjumpa dengan Rabb alam semesta, dan agar semua ibadah kita diterima oleh-Nya.
5.5 Shalawat Nabi
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّ ۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا
 “ Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk nabi, Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan uvapkanlah penghormatan kepadanya” (QS. Al-Ahzab :56)
            Ibnul Qoyyim berkata “ Maksud dari ayat tersebut adalah bahwa Allah dan para malaikat bershalawat kepada Rasul-Nya , maka hendaklah kalian ikut bershalawat bersama, karena kalian telah mendapatkan berkah dari ajaran yang dibawa oleh Rasulullah, dan agar di anugerahkan kepadanya kedudukan sebagai makhluk paling mulia di dunia dan akhirat. Shalawat dari Allah merupakan pujian dan penampakan kemuliaan Nabi, sedangkan shalawat yang di ucapkan oleh makhluk bertujuan sebagai doa agar kemulian dan keagungan beliau semakin bertambah”.
Dari Abu Hurairah ra, bahwa sesungguhnya . Rasulullah صلى الله عليه وسلمbersabda :
“Barangsiapa yang bershalawat kepaku satu kali, maka Allah akan
bershalawat kepadanya sepuluh kali.[17]”(HR. Muslim)
            Makna hadist tersebut adalah Allah memberi kabar gembira banhwa Allah akan bershalawat sebanyak sepuluh kali kepada hamba-Nya yang bershalawat kepada rasul-Nya. Dan ketahuilah bahwa Allah tidak menjadikan sesuatu sebagai balasan karena mengingat-Nya, kecuali perbuatan itu sebagai bentuk dzikir kepada-Nya.
            Rasulullah juga menganjurkan agar kita senantiasa bershalawat kepadanya pada hari jum’at, sebagaimana yang kita tahu bahwa hari jum’at adalah hari yang paling mulia bagi umat nabi Muhammad  صلى الله عليه وسلم. Dan hal ini juga di jelaskan dalam hadist yang diriwayatkan dari Aus bin Aud, ia berkata , Rasulullah bersabda :
“ Sebaik-baik hari bagi kalian adalah hari jum’at, karena pada hari jum’at Adam as diciptakan, dicabut nyawanya , ditiup ruh kedalam jasadnya, dan di matikannya. Maka perbanyaklah shalawat kepaku pada hari itu, karena shalawat yang kalian ucapkan akan di perlihatkan kepaku”
Memperbanyak shalawat kepada nabi dapat meningkatkan kerja qolbu untuk senantiasa mengingat Allah Ta’ala dan dapat pula menjauhkan kita dari penyakit wahn. Semoga Allah berkenaan menerina shalawat kita kepada nabi-Nya, dan agar kita dengan mudah menghadap Allah dengan qolbun yang sehat lagi selamat.
5.6 Muhasabah Diri
            Ini adalah cara terbaik untuk memberi nutrisi pada qolbu, jika cara ini sudah di lakukan dengan sempurna. Maka hal-hal yang sudah saya singgung di bagian sebelumnya akan terasa mudah di kerjakan. Karena melalui cara ini kita dapat dominasi dari nafsu ammarah yang biasa melekat pada insan manusia. Tapi cara ini tidak bisa dilakukan hanya sekali, cara ini harus terus kita lakukan sampai akhir hayat kita. Bukan maksud saya, melakukan hal ini tanpa melakukan hal-hal pemberi nutrisi lainnya. Melainkan. Lakukanlah semua hal tersebut dengan cara bersamaan tanpa meninggalkan muhasabah diri.
            Jika kita melakukan muhasabah diri karena Allah, maka sungguh di hari kiamat kelak hisab menjadi ringan, bagi hamba-Nya yang senantiasa melakukan muhasabah di dunia.
            Ketahuilah setiap tindakan dan ucapan itu akan dihadapkan pada dua pertanyaan ; untuk siapa ia melakukannya dan bagaimana cara melakukannya ? , maka dari itu lalukanlah muhasabah sebelum melakukan keinginan atau hasrat untuk beramal. Jangan pula tergesa-gesa untuk beramal, sampai jelas bahwa hal tersebut lebih bsik dilskuksn stsu ditinggalkan.
            Hasan berkata, “ Allah merahmati seorang hamba yang bermuhasabah ketika akan melakukan suatu amalan. Apabila ia melakukannya karena Allah, maka ia akan melakukannya. Namun, jika karena yang lainnya maka ia aka meninggalkannya”.
            Hal ini dilakukan pula untuk melatih diri agar tidak terbiasa melakukan hal yang menyimpang dari yang Allah anjurkan dan agar takut beramal untuk selain Allah. Karena semakin takut seseorang beramal untuk selain Allah, akan membuat diri untuk hati-hati dalam melakukan setiap amalan.
            Sesuatu yang harus hadir dalam diri kita adalah percaya akan adanya Allah dan hari akhir, karena hal tersebut akan membuat kita tidak lalai untuk melalukan muhasabah, serta dapat mengurangi nafsu ammarah yang selalu mengintai kita. Karena setiap hembusan dari nafas kita amatlah berharga, janganlah menyia-nyiakan nafas ini untuk sesuatu yang mendatangkan kecelakaan bagi nafs dan jasad kita. Sungguh kerugian ini akan diperlihatkan oleh Allah di hari akhir kelak.
            Disamping muhasabah sebelum melakukan sesuatu amal, perlu kita ketahui juga muhasabah setelah melakukan suatu amal. Karena disaat itu ia akan di hadapkan pula pada berbagai pertanyaan ; kenapa ia melakukannya? Apakah menginginkan keridhaan dari Allah, agar kelak dapat bertemu dengannya? Ataukah hanya menginginkan pujian dari manusia, yang akan membuat ia rugi dan kehilangan semua dan keberuntungan?
            Akhir dari suatu perbuatan yang tidak disertai muhasabah , dan dianggap mudah bahkan di sepelekan adalah kehancuran. Inilah keadaan orang yang menutup satu matanya dari mengahrap ampunan dari Allah. Mengabaikan muhasabah ini, akan segera membuat orang berbuat dosa bahkan menekuninya. Sampai hal ini akan sulit ia tinggalkan.
           




Adapun ayat yang menunjukkan wajibnya melakukan muhasabah terhadap diri ialah,

... يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ
“ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah di perbuatnya untuk hari esok...”
 (QS. Al-Hasy :18)
Adapun manfaat dari muhasabah diri diantaranya dapat mengetahui hak Allah Ta’ala, menjauhkan diri dari sikap ujub dan riya’ , keluar dari belenggu nafsu, meningkatkan kembali qolbu tang lalai menjadi taat, dan ialah sebaik-baik renungan. Karena ia akan menghantarkan qolbu kepada Allah serta Allah mendapati kita sebagai seorang yang rendah,  itulah kemuliaan dan kekayaan.






BAB VI
KEMATIAN HUSNUL KHOTIMAH

يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ-  ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً-  فَادْخُلِي فِي عِبَادِي
 - وَادْخُلِي جَنَّتِي

“Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai; lalu masuklah ke dalam jemaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku” (QS al-Fajr : 27-30)
Telah di sebutkan diatas bahwa Allah akan memasukkan hamba-Nya ke dalam syurga jikalau hamba itu memiliki qolbun salim. Orang yang memiliki qolbun salim akan menjalani kematian dengan husnul khotimah (kematian yang baik). Ciri-ciri dari kematian husnyl khotimah tersebut ialah :
Husnul khatimah memiliki banyak tanda-tandanya. Sebagiannya bisa diketahui oleh orang lain yang ada disekitarnya (walaupun tidak bisa dijadikan sebagai suatu kepastian). Dan sebagian yang lain, hanya bisa diketahui dan dirasakan oleh orang yang menghadapi kematian tersebut.
Tanda husnul khatimah yang diketahui dan dirasakan oleh yang orang yang akan meninggal dunia adalah bisyarah (kabar gembira) mendapat ridha Allah dan kemuliaan dari-Nya saat kematian tiba. Hal sebagaimana yang Allah 'Azza wa Jalla firmankan,
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu".” (QS. Al-    Fushilat: 30)
Dan bisyarah ini bagi orang-orang mukmin ketika menghadapi kematian, ketika berada di kuburnya, dan saat dibangkitkan dari kubur-kubur mereka pada hari kiamat. (Dinukil dari Khalid Bin Abdurrahman al-Syayi’ dalam makalahnya, “‘Alamaat wa Asbab husnil Khatimah wa Su’il Khatimah”.)
Dalil lain yang menguatkannya adalah hadits yang diriwayatkan Imam al-Bukhari dan Muslim dalam Shahih keduanya,  dari Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata: “Rasulullah  صلى الله عليه وسلم  bersabda,


مَنْ أَحَبَّ لِقَاءَ اللَّهِ أَحَبَّ اللَّهُ لِقَاءَهُ وَمَنْ كَرِهَ لِقَاءَ اللَّهِ كَرِهَ اللَّهُ لِقَاءَهُ
Siapa yang suka bertemu dengan Allah, maka allah pun suka bertemu dengannya. Sebaliknya, siapa yang benci bertemu Allah, maka Allah juga benci bertemu dengannya.
Lalau Aisyah bertanya, “Wahai Nabi Allah, Apa maksud benci kematian itu, padahal kami semua benci kematian?”
 Lalu Nabi  صلى الله عليه وسلم  menjawab,
 لَيْسَ كَذَلِكِ وَلَكِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا بُشِّرَ بِرَحْمَةِ اللَّهِ وَرِضْوَانِهِ وَجَنَّتِهِ أَحَبَّ لِقَاءَ اللَّهِ فَأَحَبَّ اللَّهُ لِقَاءَهُ وَإِنَّ الْكَافِرَ إِذَا بُشِّرَ بِعَذَابِ اللَّهِ وَسَخَطِهِ كَرِهَ لِقَاءَ اللَّهِ وَكَرِهَ اللَّهُ لِقَاءَهُ
Bukan seperti itu (maksudnya). Akan tetapi, seorang mukmin, apabila diberi kabar gembira tentang rahmat dan ridha Allah serta janah-Nya, maka ia akan suka bertemu Allah. Dan sesungguhnya orang kafir, apabila diberi kabar tentang azab Allah dan kemurkaan-Nya, maka ia akan benci untuk bertemu Allah, dan Allah-pun membenci bertemu dengannya.
Imam Abu ‘Ubaid Al-Qayim bin Salam rahimahullaah menjelaskan makna hadits ini, “Menurutku maknanya bukan membenci kematian dan kedahsyatannya, karena tak seorangpun bisa menghindarinya. Tetapi yang dicela dari semua itu adalah mengutamakan dunia dan cenderung kepadanya serta membenci untuk kembali kepada Allah dan negeri akhirat.” Beliau rahimahullaah mendasarkan penjelasannya tersebut pada firman Allah Ta’ala yang mencela suatu kaum karena mencintai kehidupan dunia.
إِنَّ الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا وَرَضُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاطْمَأَنُّوا بِهَا وَالَّذِينَ هُمْ عَنْ آَيَاتِنَا غَافِلُونَ  أُولَئِكَ مَأْوَاهُمُ النَّارُ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami. Mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan.” (QS. Yunus: 7-8)
Al-Imam al-Khatthabi rahimahullaah juga menjelaskan mengenai maksud hadits di atas, “Maksud dari kecintaan hamba untuk bertemu Allah, yaitu ia lebih mengutamakan akhirat daripada dunia. Karenanya, ia tidak senang tinggal terus-menerus di dunia, bahkan siap meninggalkannya. Sedangkan makna kebencian adalah sebaliknya”.
Orang yang suka bertemu dengan Allah: Ia lebih mengutamakan akhirat daripada dunia. Karenanya, ia tidak senang tinggal terus-menerus di dunia, bahkan siap meninggalkannya. Sedangkan makna kebencian adalah sebaliknya.
Imam Nawawi rahimahullaah berkata,”Secara syari’at, kecintaan dan kebencian yang diperhitungkan adalah saat dicabutnya nyawa yang saat itu taubat tidak lagi diterima. Maka pada saat itu, setiap orang akan diberi kabar tentang tempat kembalinya dan apa yang telah disediakan untuknya, dan akan disingkapkan semua itu kepadanya. Karenanya, Ahlus Sa’adah (orang-orang yang berbahagia) mencintai kematian dan suka bertemu dengan Allah serta berpindah kepada apa yang dijanjikan untuk mereka. Dan Allah-pun suka bertemu dengan mereka, maknanya: akan memberikan balasan yang banyak dan kemuliaan. (Sebaliknya) orang-orang yang menderita (celaka) membenci bertemu dengan Allah karena mengetahui tempat buruk yang akan ditinggalinya. Sehingga Allah juga benci bertemu dengan mereka, maknanya: menjauhkan mereka dari rahmat dan kemuliaan-Nya . . “ (Disarikan dari Syarah Shahih Muslim)



                                    




BAB VII
PENUTUP

Lihatlah kenikmatan dari Allah, lihatlah nikmat yang kita tak mampu menghitungnya dan lihatlah diri kita yang lemah dalam menunaikan hak-Nya. Gunakanlah sisa umur untuk meraih apa yang telah hilang, menghidupkan yang tealh mati dan memperbaiki kesalahan yang telah lalu.
Lakukanlah semua itu ikhlas dengan niat semata-mata karena Allah yang akan membuat qolbu menjadi tunduk dan anggota tubuh menjadi syahdu. Dan akan berjalan menuju Allah dengan qolbu yang salim. Dan pada akhir tujuan adalah kembali kepada Allah pada hari akhir dengan akhlak dan perilaku yang lurus, yang dapat mengantarkan ke syurga-Nya.
Dari Anas bin Malik, ia berkata : Rasulullah bersabda, “ Allah sangat gembira dengan taubat seorang hamba-Nya yang bertaubat ketika dalam perjalan panjang di tengah padang pasir yang luas dan tandus, lalu binatang tunggangannya yang membawa bekal makanan dan minumannya lari, kemudian ia berputus asa dan menghampiri sebuah pohon lalu bersandar di bawah rindangan pohon tersebut. Di tengah keputus asaannya tersebut ternyata tunggangannya telah berdiri dihadapannya, lalu ia segera meraih tali kekangnya, kemudian karna terlalu gembira ia berdoa, “ Ya Allah, engkaulah hambaKu dan aku Rabb Mu’’. Lalu ia merasa bersalah dan bertaubat karena merasa gembira. 
BAB VIII
KESIMPULAN

            Qolbu adalah akal pikiran yang tidak bisa dilihat seperti otak. Qolbu hanya bisa dirasakan. Akal yang di ciptakan oleh Allah untuk membuat manusia dapat berpikir jernih. Qolbu diciptkan sebagai sesuatu yang paling beranggung jawab bagi pemilknya, maka dari itu kita sebagai manusia wajib memperbaiki qolbu. Qolbun salim adalah qolbu yang paling di cintai oleh Allah, yang tentunya hanya dimiliki oleh ornag- orang yang mencintai Allah , Rasul dan Jihad.
            Kematian qolbu akan mengakibatkan pemiliknya terperosok ke dalam jurang kehinaan . Oleh karena itu cukupkanlah diri untuk melakukan suatu amaln yang baik dan sesuai sunnah, agar kita dapat menghadap Allah kelak dengan Qolbun Salim. Dan kita akan mendapatkan kematian dengan husnul khotimah. Aamiin





DAFTAR PUSTAKA

............., 2005. Al-Qur’anil karim.PT.Syamil Cipta
Al-Hambali, Ibnu Rajab, imam Al-ghazali & Al jauziyyah, Ibnu  Qoyyim.    
2010. Tazkiyatun Nafs: konsep penyucian jiwa menurut ulama salaf. Solo:           Pustaka  Arafah.
Al-Jauziyyah, Ibnu Qoyyim.2010.Manajemen Qolbu:melumpukan senjata
 syetan.Bekasi: Darul Falah
Farid,Ahmad.2012.Tazkiyah An-Nafs:penyucian jiwa dalam islam.Solo:Pustaka
Arafah
Taimiyah,Ibnu.2012.Tazkiyatun Nafs.Jakarta:Darus sunnah
Qudamah,Ibnu.2011.Mukhtasar minhajul qoshidin.Jakarta:Pustaka Al-Kautsar
 khatimah-yang-bisa-dirasakan-orang-akan-meninggal/
                                                                                                               




[1] HR.Bukhari (1/126) , Muslim (11/27,28) ,  Tazkiyah An-Nafs syeikh ahmad farid hal 37
[2]HR.Muslim , Manajemen Qolbu Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah hal 6
[3](shahih li ghairih) HR Ahmad (2/540), dan Ibnu majah (3792) Minhajul Qoshidin

[4]HR. Muslim (4/86) , Abu Dawud (521)
[5]HR An-Nasa’i (6/25)
[6]Tazkiah an-nafs, syekh ahmad farid
[7]Sanadnya dhoif , karena ada abdul muhaimin bin abbas, minhajul qoshidin 180
[8](Shahih li ghairih) HR. At-Tirmidzi(2140) , Al-Baghawi(88) dan Al-Hakin(2/228) minhajul qoshidin
[9]Tazkiyah An-Nafs hal 63
[10]HR Tirmidzi (3531) , Imam Tirmidzi berkata “hadist ini hasan shahih”
[11]Tazkiyah An-nafs syeikh ahmad farid hal 70
[12]Hadist ini shohih, HR Abu Dawud(1522) , An-Nasa’i (3/53) ,Ahmad (5/245)
[13]Dhaif isnadnya, mukhtasar minhajul qoshidin 349
[14]Mukhtasar minhajul qoshidin 417
[15]Tazkiyatun Nafs Ibnu Taimiyah 327
[16]HR Muslim(17/21) , Abu Dawud (1501)
[17]HR Muslim(4/128) , Tazkiyah An-Nafs syekh ahmad farid



OLEH :Endah Larasati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar