DAFTAR ISI
Judul Karya Tulis
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
1.2 Rumusan
Masalah
1.3 Landasan
Teori
BAB II. PEMBAGIAN JENIS QOLBU
BAB III. HAKIKAT QOLBUN SALIM
3.1 Definisi Qolbun Salim
3.2 Tanda-tanda Qolbun Salim
3.2.1 Senang terhadap al-Qur’an dan mengamalkannya
3.2.2 Senang berdzikir kepada Rabb ta’ala
3.2.3 Selalu rindu untuk mengabdi kepada-Nya
3.2.4 Pemiliknya ingin selalu dalam keridhoan Allah
Ta’ala
3.2.5 Bila melakukan kesalahan ia merasa rugi
3.2.6 Rela tubuhnya letih hanya untuk mentaati-Nya
4.2.7 Meninggalkan negeri dunia dan menuju kampung
akhirat
BAB IV.
PENYAKIT QOLBU
4.1 Pintu-pintu masuk iblis ke qolbu
4.2 Mengobati penyakit qolbu dari
iblis
BAB V. NUTRISI PENGHIDUP QOLBU
5.1
Dzikrullah
5.2
Bersyukur
5.3
Tawakal
5.4
Istighfar
5.5
Shalawat kepada nabi
5.6
Muhasabah diri
BAB VI. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam yang telah menurunkan al-qur’an sebagai petunjuk dan peringatan bagi umat manusia . Sholawat serta salam tak lupa tercurahkan kepada Habibullah yakni Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم
yang telah membawa kita dari zaman kegelapan
menuju zaman yang terang benderang yakni Diinul Islam.
Qolbu adalah raja, dan anggota
tubuh adalah prajuritnya . Ibarat pisau bermata dua , ia bisa jadi organ tubuh
paling taat atau paling bermaksiat. Qolbunlah yang menentukan baik atau
buruknya akhlaknya seseorang. Rasulullah
صلى الله عليه وسلم bersabda :
Bersabda,
أَلاَ وَإِنَّ
فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا
فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ.
أَلاَ
وَهِيَ الْقَلْبُ
.
“…ketahuilah bahwa
dalam jasad itu terdapat segumpal daging, yang apabila ia baik maka baik pula
seluruh jasadnya. Dan apabila ia rusak, maka rusak pula seluruh jasadnya.
Ketahuilah bahwa sekerat darah tersebut adalah qolbu[1]
(HR.
Bukhari Muslim)
Dari
hadits di atas kita dapat memetik satu kesimpulan, yaitu bahwa qolbu ternyata
laksana nahkoda sebuah bahtera. Dimana arah tujuan dari bahtera tersebut sangat
ditentukan oleh sang nahkoda. Jika nahkodanya memiliki niatan dan tujuan yang
baik, insya Allah akan membawa bahtera tersebut ke arah yang baik. Sebaliknya,
jika ia memiliki tujuan yang jahat, maka secara otomatis kapal tersebut sedang
berjalan ke arah yang negatif. Oleh karena itulah sangat penting bagi kita
memiliki qolbu yang bersih guna menjadikan kehidupan kita benar-benar sedang
melaju ke arah yang baik, yaitu keridhaan Allah . تعالى و سبحانه
Allah تعالى و سبحانه berfirman :
“
... Sesungguhnya pendengaran , penglihatan dan hati nurani semuanya itu akan
dimintai pertanggung jawabannya .” (QS. Al-Isra : 36)
Qolbu inilah yang paling
bertanggung jawab atas semua perilaku yang kita kerjakan, oleh sebab itu
memperbaiki qolbun merupakan suatu keharusan yang wajib dilakukan oleh setiap
orang yang mengharapkan ridho-Nya.
Oleh
kerena itulah terdapat sebuah ungkapan, bahwa siapa yang mengenal qolbunya maka
ia akan mengenal Rabbnya. Namun disayangkan, karena betapa banyaknya manusia
yang tidak mengenal qolbunya sendiri. Lalu Allah menjadikannya seolah dirinya
terpisah dari qolbunya. Pemisahan ini dapat berbentuk penghalang untuk mengenal
dan bermuroqobatullah (selalu dalam pengawasan Allah). Dan atas dasar hal
inilah, banyak ulama yang menjadikan ma’rifatul qolb sebagai dasar dan pedoman
bagi orang-orang saleh yang ingin lebih mendekatkan dirinya kepada Allah.
Dan atas karunia Allah Rabb semesta
alam, dengan menyajikan karya tulis yang bejudul “ Agar menghadap Allah dengan
Qolbun Salim ’’. Penulis berharap dapat mengubah diri dan kehidupan penulis ,
bahkan para pembaca karya tulis ini untuk senantiasa menjadikan qolbunnya
menjadi qolbun salim , agar kita semua dapat melewati hari kiamat dan menuju
surga-Nya.Aamiin
1.2
RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
yang dimaksud Qolbun Salim ?
2. Apa
sajakah tanda dari Qolbun Salim ?
3. Apa
pengaruh dari penyakit qolbu ?
4. Dimana
saja pintu masuk yang dilalui iblis ?
5. Kiat-kiat
agar mendapat qolbun salim
1.3 Landasan
Teori
QS. AL-ISRA : 36
إِنَّ ٱلسَّمْعَ وَٱلْبَصَرَ وَٱلْفُؤَادَ كُلُّ أُو۟لَٰٓئِكَ كَانَ
عَنْهُ مَسْـُٔول...
“... sesungguhnya pendengaran , penglihatan
dan hati nurani, semuanya itu akan dimintai pertanggung jawabannya.”
QS.
YUNUS : 57
يَا أَيُّهَا
النَّاسُ قَدْ جَاءتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَاء لِّمَا فِي
الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِين
“
Hai manusia , sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Rabbmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman.”
QS.
QAF : 37
إِنَّ فِي ذَلِكَ لَذِكْرَى لِمَن كَانَ لَهُ قَلْبٌ
“Sesungguhnya pada demikian itu
terdapat peringatan bagi orang yang memiliki qolbu...”
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
“Perumpamaan
qolbu itu seperti sehelai bulu di tanahyang lapang yang mudah dibolak –
balikkan angin.” (diriwayatkan Ahmad , Al- Baghawi , dan Abi Ashim)
Dari Hudzaifah bin Yaman , ia
berkata : Aku mendengar Rasulullah صلى
الله عليه وسلمbersabda
: “Cobaan itu ditimpakan kepada qolbu laksana tikar yang di bentangkan selembar
demi selembar. Qolbu mana saja yang di masuki cobaan itu, maka di torehkan di
dalamnya satu titik hitam. Dan qolbu mana saja yang mengingkarinya, maka di
torehkan di dalamnya satu titik putih. Akhirnya qolbu terbagi menjadi dua,
qolbu yang hitam legam cekung seperti gayung terbalik ; tidak mengenal kebaikan
, tidak pula mengingkari kemungkaran , selain yang di kehendaki oleh hawa
nafsunya ; dan qolbu yang bercahaya , yang tidak akan tertimpa madharat fitnah
, selama langit dan bumi masih ada[2].
BAB II
PEMBAGIAN JENIS QOLBU
Sebelum saya membahas lebih
terperinci tentang qolbun salim, terlebih dahulu di bab ini saya akan
menjelaskan secara singkat tentang pembagian jenis qolbu. Menurut Ibnul Qoyyim
Al jauziyyah , dalam bukunya “ manajemen qolbu ” menjelaskan bahwa, menurut
sifatnya qolbu di bagi menjadi tiga macam yaitu qolbun salim , qolbun marrid ,
qolbun mayyit .
1.Qolbun
salim
Qolbu jenis ini
di definisikan sebagai qolbu yang selalu mengingat Rabbnya, jauh dari syahwat,
selalu mengikuti yang haq dan menjauhi yang bathil. Orang yang memiliki qolbu
yang salim akan selamat dari hari kiamat, sebagaimana firman Allah ta’ala :
إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ- يَوْمَ لَا
يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ
“ (yaitu) di hari harta dan
anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali
orang-orang yang menghadap Allah
dengan qolbu yang salim ”
(QS.
Asy-Syuara’ : 88-89 )
Ciri
ciri dari pemilik qolbun salim adalah merendahkan diri, ikhlas amal untuk
Allah, menjaga lisannya, menjaga perbuatan anggota badannya, sabar, amar ma’ruf
nahi munkar, bertawakal kepada Allah.
2.
Qolbun marrid
Qolbu
seperti ini di definisikan sebagai qolbu yang hidup tapi cacat, di dalam
qolbunya terdapat dua materi yang saling berlawanan. Terkadang ia lebih dekat
dengan kekafiran daripada dengan keimanan. Dan pada kali lain, ia bisa lebih
dekat dengan keimanan daripada kekafiran. Karena itu, ia akan dikuasai oleh
yang memenangkan pertarungan antara keduanya. Allah ta’ala berfirman :
...فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَهُمُ
اللّهُ مَرَضاَ
“Dalam
qolbu mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya” (QS. Al-Baqarah :10 )
...
لِيَجْعَلَ مَا يُلْقِي الشَّيْطَانُ فِتْنَةً لِّلَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ
“Dia
(Allah) menjadikan godaan yang ditimbulkan syetan itu sebagai cobaan bagi
orang-orang yang dalam qolbunya ada penyakit...” (QS. Al-Hajj : 53)
Ciri ciri
dari pemilik qolbun marrid adalah ketika iya melaksanakan suatu perbuatan
kemudian iya merasa bersalah dan bertobat, dan iya masih ada kemauan menerima
kesalahan jika di bacakan firman Allah. Tetapi iya akan melakukan perbuatan itu
di lain hari karena di dalam qolbu nya terdapat hal yang berlawanan yang iya
belum mampu untuk mengendalikannya
3.
Qolbun mayyit
Qolbu seperti
ini adalah lawan dari qolbun salim, qolbu ini tidak menyembah Allah sesuai
perintahnya dan ridho-Nya. Semua perbuatan yang ia lakukan semata-mata karena
mengikuti hawa nafsunya. Hawa nafsu dan syahwat lebih ia cintai daripada
Rabbnya. Inilah qolbu yang paling di murkai oleh Allah ta’ala. Qolbu yang
dimiliki oleh orang-orang kafir dan munafik.
Allah ta’ala berfirman :
وَقَالُواْ قُلُوبُنَا غُلْفٌ بَل لَّعَنَهُمُ اللَّه بِكُفْرِهِمْ
فَقَلِيلاً مَّا يُؤْمِنُونَ
“
Dan mereka berkata, “ Qolbu kami tertutup ” Tidak !! Allah telah melaknat
mereka karena kekufuran mereka, tetapi sedikit sekali dari mereka yang beriman”
(QS. Al-Baqarah : 88).
Ciri
ciri dari pemilik qolbun mayyit adalah tidak bisa di peringatkan dengan firman
Allah. Hanya kuasa Allah lah yang mampu membuka pintu taubatnya.
Menurut
para sahabat qolbu itu dibagi menjadi 4 . Sebagaimana perkataan Hudzaifah bin
Al Yaman, yang diriwayatkan secara sah dari beliau,
“ Qolbu itu ada empat : Ada qolbun salim, di
dalamnya terdapat pelita yang menyala, itulah qolbu orang mukmin. Ada qolbu
yang tertutup, itulah qolbu orang kafir. Ada qolbu yang terbalik, yaitu qolbu
orang munafik, ia telah mengetahui dan tetapi kemudian dia mengingkari, dan
telah melihat, tetapi kemudian buta. Dan ada pula qolbu yang terdiri dari dua
unsur, yaitu unsur keimanan dan unsur kemunafikan. Keadaannya tergantung kepada
salah satu yang paling dominan ”
BAB III
HAKIKAT QOLBUN SALIM
3.1
Definisi Qolbun salim
Secara istilah
adalah qolbu yang senantiasa hidup bercahaya hanya untuk Allah, ia senantiasa
mencintai apa yang dicintai oleh Allah dan membenci apa yang dibenci oleh
Allah, ia mengikhlaskan seluruh amal perbuatan hanya untuk Allah Ta’ala, ia
selalu tunduk dalam ketaan kepada Allah Ta’ala, ia juga sebantiasa menjaga
lisan pemiliknya. Sehingga dialah yang menjadi barometer bagi dirinya dalam
segala hal, baik masalah besar atau masalah kecil, tidak ada orang yang selamat
pada hari kiamat, kecuali orang yang memiliki qolbun salim.
Allah
Ta’ala berfirman,
إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ -يَوْمَ لَا يَنفَعُ
مَالٌ وَلَا بَنُونَ
“Yaitu
pada hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang
menghadap Allah dengan qolbun salim” (QS. Asy-Syuara : 88-89)
Tidak hanya itu, ia juga tidak pernah tunduk kepada
hukum selain hukum Allah Ta’ala, tidak pernah tunduk pula kepada orang-orang
yang memerangi Rabbnya. Qolbunya sudah terikat dengan kecintaan secara mutlaq,
ketundukan secara mutlaq, kepada Rabb azza wa jalla. Inilah qolbu yang paling
diicintai dan diridhoi oleh Allah Ta’ala. Qolbu yang paling diinginkan oleh
setiap orang yang mengharapkan surga-Nya.
3.2 Tanda-tanda Qolbun salim
3.2.1
Senang terhadap Al-Qur’an dan mengamalkannya
Al-Qur’an adalah
kalamullah, dengan mempelajari Al-Qur’an qolbu menjadi tenang, dan rasa cinta
kepada Allah semakin kuat. Bila diri kita tidak disibukkan dengan kebenaran
maka kebathilan akan menyibukkannya sunggu hal itu sangat merugi.
...
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ - إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ
“...Sungguh,
manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
kebajikan...” (QS. Al-Ashr : 2-3)
Al-Qur’an baginya adalah salah satu
kebutuhan pokok untuk nutrisi qolbu. Ditambah lagi mengajarkannya adalah salah
satu ladang amal baginya. Seperti hadist Rasulullah صلى الله عليه وسلم :
خَيْرُكُمْ
مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ.
“Sebaik-baik
kamu adalah yang belajar al-qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)
Maksud kalimat “mengajarkan” Al-qur’an dalam hadist
ini adalah mengajarkan Al-qur’an dengan mengharapkan ridha Allah Ta’ala. Tapi
masalah yang terjadi di lapangan kebanyakan orang salah tafsir pada kalimat
ini, mereka hanya mengajarkan al-qur’an untuk kepentingan dirinya saja. Hal ini
sudah tertulis dalam firman Allah Ta’ala :
اشْتَرَوْاْ
بِآيَاتِ اللّهِ ثَمَناً قَلِيلاً فَصَدُّواْ عَن سَبِيلِهِ إِنَّهُمْ سَاء مَا
كَانُواْ يَعْمَلُونَ
“Mereka
memperjualbelikan ayat Allah dengan harga murah , lalu mereka
menghalang-halangi orang dari jalan Allah. Sungguh, betapa buruknya apa yang
mereka kerjakan” (QS. At-Taubah : 9)
3.2.2
Senang berdzikir kepada Allah Ta’ala
الَّذِينَ
آمَنُواْ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللّهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللّهِ
تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Yaitu
orang-orang yang beriman dan qolbu mereka menjadi tentram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah qolbu menjadi tentram.”
(QS.
Ar-Rad : 28)
Dalam
ayat disana sudah jeals bahwa dengan berdzikir, qolbu menjadi tenang dan
tentram. Sesungguhnya tidak ada ucapan yang lebih utama setelah membaca
al-qur’an, assunnah, dan atsar sahabat selain dzikrullah. Jika qolbu sudah
terikat kuat dengan cinta kepada Allah , lisan senantiasa akan mudah untuk
mengucapkan asma-Nya. Seperti dalam hadist qudsy-Nya ,
dari Nabi صلى الله عليه وسلم:
“Sesungguhnya
Allah Ta’ala berfirman, “Aku beserta hamba-Ku selagi dia mengingat-Ku dan kedua
bibirnya bergerak-gerak menyebut-Ku”[3]
(HR. Ahmad dan Ibnu Majah )
3.2.3
Selalu rindu untuk mengabdi kepada-Nya
Yahya bin Muadz
berkata, “Barangsiapa senang berkhidmah kepada Allah azza wa jalla, segala
sesuatu akan senang untuk berdmah kepadanya. Barangsiapa tentram dan sejuk
qolbunya lantaran taat kepada Allah , tentram dan sejuk qolbu pulalah semua
yang memandangnya.”
Qolbu yang sehat pasti akan merasa sangat rindu
untuk mengabdi kepada Allah Ta’ala, tidak pernah merasa bosan sedikitpun.
Kerinduan yang ia rasakan melebihi kerinduan orang tua yang di tinggal jihad
oleh anaknya.
3.2.4
Pemiliknya ingin selalu dalam keridhoan Allah
Mengharapkan
keridhoan Allah adalah salah satu tanda dari sehatnya qolbu. Apabila semakin
kuat ridhonya, maka akan semakin hilang sakit itu secara keseluruhan . Ibnu
Mas’ud berkata, “ Sesungguhnya Allah Ta’ala dengan keadilan dan ilmu-Nya
menjadikan kesejahteraan dan kegembiraan qolbu berada dalam sikap yakin dan
ridho, serta menjadikan keluh kesah dan sedih berada dalam sikap ragu dan
marah.”
Nabiصلى الله عليه وسلمbersabda :
“Manisnya
iman akan dirasakan oleh orang yang ridho Allah sebagai Rabbnya , islam sebagai
agamanya , dan Muhammad sebagai rasulnya.[4]”
(HR.
Muslim)
Qadhil
Iyadh berkata, “Makna hadist ini adalah benar imannya, tenang jiwanya karena
keridhoannya terhadap semua yabg di sebutkan dalam hadist di atas, dan itu
menunjukkan kemantapan pengetahuannya, kedalaman mata qolbunya, dan qolbunya
yang terang. Karena, barangsiapa yang ridha terhadap suatu masalah, maka ia
akan di mudahkan dalam menyelesaikan masalahnya tersebut. Demikian juga seorang
mukmin, apabila telah masuk ke dalam qolbunya keimanan, amak akan di mudahkan
baginya jalan menuju ketaatan kepada Allah. Wallahu a’lam .
Hadist di atas juga menerangkan bahwa, jika kita
ridho dengan apa apa yang di ridhoi Allah , maka Allahpun akan ridho terhadap
kita.
Rasulullah SAW bersabda :
“
Sesungguhnya Allah tidak akan menerima amal ibadah kecuali dilakukan dengan
ikhlas dan demi mengharapkan keridhoan-Nya[5]”
3.2.5
Bila melakukan suatu kesalahan, ia merasa rugi
Kerugian
yang ia rasakan, melebihi kerugian ketika kehilangan harta dan keluarga, karena
ia tahu kerugian tersebut sangat berbeda dengan kerugian di dunia. Sebab,
kerugian-kerugian di dunia pastilah akan musnah , tetapi kerugian di akhirat
akan kekal untuk selamanya. Sebagaimana firman Allah Ta’ala :
... مَا عِندَكُمْ
يَنفَدُ وَمَا عِندَ اللّهِ بَاق
“Apa
yang ada di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah Ta’ala akan
kekal.” (QS. An-Nahl : 96)
3.2.6
Rela tubuhnya letih hanya untuk mentaati-Nya
Taat merupakan
salah satu contoh dari sehatnya qolbu. Mentaati Allah Ta’ala bagi umat islam
wajib hukumnya,
قُلْ
أَطِيعُواْ اللّهَ وَالرَّسُولَ فإِن تَوَلَّوْاْ فَإِنَّ اللّهَ لاَ يُحِبُّ
الْكَافِرِينَ
“Katakanlah
(Muhammad) , “Taatilah Allah dan Rasul. Jika kamu berpaling, ketahuilah bahwa
Allah tidak menyukai orang-orang kafir”
(QS.
Ali-Imran : 32)
Orang yang qolbunya sudah terikat dengan Rabbnya ,
maka dalam keadaan apapun ia akan senantiasa taat kepada-Nya bai dalam keadaan
sehat maupun sakit, ia akan selalu memikirkan segala hal yang Allah Ta’alatelah
ciptakan.
ٱلَّذِينَ
يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمًۭا وَقُعُودًۭا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ
فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ
رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًۭا
سُبْحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ
“(Yaitu)
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri , duduk atau dakam keadaan
berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata) , “ Ya Rabb kami , tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia” Maha
suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka ” (QS. Ali-Imran : 191)
Pada firman Allah diatas sudah jelas, bahwa orang
yang mengerjakan hal seperti itu memiliki qolbu yang sehat. Hal ini pun serupa
dengan orang yang mehabiskan waktunya untuk beribadah dan memohon ampun kepada
Allah Ta’ala , semua yang ia lakukan senantiasa akan ikhlas karena Allah Ta’ala
. Hal tersebut sudah tercantum dalam kitab suci kita , Allah ta’ala berfirman :
وَالَّذِينَ
يَبِيتُونَ لِرَبِّهِمْ سُجَّداً وَقِيَاماً
“dan orang-orang yang mengahbiskan
waktu malam untuk bribadah kepada Rabb mereka dengan bersujud dan berdiri” (QS.
Al-Furqon : 64)
وَبِالْأَسْحَارِ
هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ -
كَانُوا قَلِيلاً مِّنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ
“mereka sedikit sekali tidur pada
waktu malam, dan pada akhirmalam mereka memohon ampun (kepada Allah)” (QS.
Adz-Dzariat :17-18)
Dan yang paling penting !!
... وَمَا أُمِرُوا
إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ
“Padahal mereka hanya diperintahkan
menyembah Allah, dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena menjalankan
agama...”
(QS. Al-Bayyinah :5)
3.2.7
Meninggalkan negeri dunia dan menuju kampung akhirat
Allah ta’ala
berfirman :
يَا
قَوْمِ إِنَّمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَإِنَّ الْآخِرَةَ هِيَ
دَارُ الْقَرَارِ
“Wahai
kaumku ! Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan sementara dan
sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal’’
(QS.
Mu’min : 39)
Ayat tersebut menerangkan bahwa dunia ini pasti
binasa, walaupun sudah banyak ilmuan yang mencoba membangun segala macam tempat
anti kiamat. Tapi jika Allah telah berkehendak maka jadilah semua. Tanda dari
qolbu yang sehat juga adalah jika seseorang meninggalkan kehidupan yang megah
untuk hidup yang sederhana saja. Yang ada di fikirannya adalah kehidupan di
sisi Allah Ta’ala. Sikap seperti ini di kenal dengan sikap zuhud terhadap
dunia.
Yunus bin maisarah berkata, “ Bukankah dikatakan sebagai zuhud terhadap dunia dengan cara
mengharamkan yang halal , atau menyia-nyiakan harta, akan tetapi yang disebut
zuhud terhadap dunia adalah bahwa apa yang ada dalam genggaman kekuasaan Allah
lebih diyakini daripada apa yang ada dalam genggaman tangannya. Atau sikap anda
yang sama saja ketika anda mendapat musibah ataupun tidak, serta saat anda
mendapatkan pujian atau celaan tatkala menegakkaAn kebenaran”.
Al Hasan
menulis surat yang cukup panjang kepada Umar Bin Abdul Aziz, berisi celaasn
terhadap dunia, yang di dalamnya disebutkan : Amma badsesungguhnya dunia ia merupakan tempat
tinggal yang akan binasa dan bukan tempat tinggal yang kekal. Adam diturunkan
ke dunia sebagai hukuman. Maka waspadalah terhadap dunia wahai Amirul Mukminin.
Mencari bekal di dunia ialah dengan meninggalkannya. Kekayaan dunia adalah
kemiskinannya. Orang yang menyanjung-nyanjung dunia akan dihinakan. Orang yang
menghimpun dunia akan merasa miskin, tak ubahnya racun yang menggerogotinya,
sementara dia tidak mengetahui kalau racun itu membinasakannya. Waspadailah
tempat tinggal yang melalaikan, memperdaya dan menipu ini. Terimalah dengan
senang hati apa yang ada, waspadailah apa yang belum ada. Kesenangan karena
dunia diliputi
dengan
kesedihan, barisan-barisannya diliputi dengan kotoran. Andaikan Khaliq tidak
menyampaikan suatu kabar tentang dunia ini dan tidak memberikan perumpamaan
tentangnya, tentulah orang yang tidurpun akan langsung bangkit dan orang yang
lalai akan tersadar. Tetapi bagaimana itu akan terjadi, sementara Allah ada
ancaman dan peringatan? Dunia ini di sisi Allah sama sekali tidak mempunyai
arti apa-apa. Allah tidak melihat kepadanya sejak pertama kali menciptakannya[6].
BAB IV
PENYAKIT QOLBU
Terkadang
qolbu sakit parah, tetapi pemiliknya tidak sadar diri. Bahkan terkadang qolbu
itu telah mati dan pemiliknya tidak menydari kematiannya. Semua itu di sebabkan
karena dia sibuk dan berpaling dari megetahui kesehatan qolbu. Terkadang pula,
ia merasakan qolbunya sakit, tetapi ia tidak kuat untuk bersabar. Sehingga ia
lebih memilih tetap dalam berada hawa nafsunya
4.1
Pintu-pintu masuk iblis ke dalam qolbu
Dalam bukunya mukhtasar minhajul qoshidin ,
Ibnu Qudamah menjelaskan bahwa di antara pintu-pintu yang besar ini di
antaranya adalah :
1) Iri,
dengki dan ambisi
Jika seseorang sudah berambisi,
maka ambisi itu akan membuat iri dan dengki akan menjadi peluang besar sebagai
pintu masuk setan. Orang yang ambisius akan melakukan apa saja, sekalipun itu
adalah kejahatan dan kemungkaran
2) Amarah
Amarah merupakan bencana bagi akal,
jika akal telah melemah. Pasukan setan akan mudah memasuki qolbu. Diriwayat
bahwa iblis berkata : “ Jika seorang
hamba keras qolbunya, maka kami bisa membaliknya sebagai anak kecil yang
membalik bola”
3) Kenyang
Jika seseorang kenyang, maka
gejolak syahwat akan menguat dan mengalahkan ketaatannya.
4) Tamak
5) Cinta
harta
Selagi cinta kepada harta sudah
tumbuh di dalam qolbu, maka pemiliknya akan terus mencari harta dengan cara
yang halal atau haram.
6) Buruk
sangka
Siapa yang membuat keputusan
tentang diri seorang muslim berdasarkan buruk sangka. Tentu dia akan melecehkan
orang muslim itu dan mengatakan mengatakan yang macam-macam tentang dirinya
7) Terburu-buru
dan tidak berhati hati
Rasullah bersabda,
“
Terburu buru itu dari syetan dan berhati-hati itu dari Allah[7]”
8) Membawa
orang-orang awam kepada fanatisme madzhab, sampai orang tersebut tidak
melaksanakan amalan yang semestinya
4.2 Mengobati penyakit qolbu dari iblis
Allah
berfirman,
إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ
آمَنُواْ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ- فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ
فَاسْتَعِذْ بِاللّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
“Bila kamu membaca Al-Qur’an,
hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syetan yang terkutuk.
Sesungguhnya syetan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman
dan bertawakal kepada Rabbnya.” (QS. An-Nahl : 98-99)
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ
جَاءتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَاء لِّمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى
وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ
“Hai manusia, sesungguhnya telah
datang kepadamu pelajaran dari Rabbmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit yang
berada dalam dada”
(QS. Yunus: 57)
Al-Qur’an adalah
obat dari berbagai macam penyakit yang menyerang qolbu, di dalamnya terdapat
dalil yang membahas tentang kebenaran dan kebatilan. Tidak ada dalam satu kitab
pun yang mampu menyamai al-qur’an.
BAB V
KIAT-KIAT MENGHIDUPKAN QOLBUN SALIM
Telah
di sebutkan dalam hadist, bahwa Rasulullah bersabda :
“
Wahai Dzat yang memalingkan qolbu, teguhkanlah qolbu kami pada agama-Mu. Wahai
Dzat yang membalikkan qolbu, balikkanlah qolbu kami kepada ketaatan-Mu”[8](HR.
AT-Tarmidzi , Al-Baghawi , Al-Hakim dan Ibnu Abi Ashim)
Ketahuilah, bahwa ketaatan adalah sesuatu yang harus
ada untuk menghidupkan qolbu. Seperti halnya kebutuhan sandang dan pangan untuk
kelangsungan kehidupan manusia. Qolbu juga membutuhkan nutrisi, untuk tetap
menjaga kesehatan tubuhnya. Karena, sehat dan hidupnya qolbu dapat memberikan
kehidupan dan kesejahteraan, dan dapat mengantarkan seorang hamba untuk
mendapatkan kehidupan yang lebih baik di akhirat kelak.
Seorang
ulama berkata, “ Wahai betapa mengherankannya manusia yang menangisi orang yang
telah mati jasadnya, namun ia tidak pernah menangisi orang yang telah mati
qolbunya, padahal kondisi seperti itu lebih parah dari yang sebelumnya[9]”.
Karena itu sangat di perlukannnya nutrisi oleh seorang hamba yang tidak ingin
qolbunya menjadi mati. Diantara nutrisi-nutrisi penghidup qolbu adalah :
5.1
Dzikrullah
Sesungguhnya
dzikir merupakan kehidupan bagi qolbu dan ruh bagi manusia. Meskipun amalan
dzikir merupakan amalan paling mudah, tetapi balasan yang dijanjikan Allah dari
amaln dzikir tidak di dapatkan dari ibadah yang lain. Seperti yang diriwayatkan
dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda :
“ barangsiapa
yang membaca doa :
لا اله الا الله وحده لا شريك له، له الملك وله الحمد، وهو على كل شيء قدير
‘ Tiada Illah selain Allah yang Maha Esa dan
tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya lah kerajaan dan segala pujian. Dialah
yang Maha berkuasa atas segala sesuatu’
Dalam satu hari seratus kali, maka pahala baginya
seatara dengan pahala membebaskan sepuluh budak, dicatat untuknya seratus
kebaikan, dan dihapuskan seratus kesalahan, untuknya penjaga dari gangguan
setan dari pagi hingga sore hari, dan tidak ada seorang pun yang datang dengan
keutamaan seperti ini kecuali seseorang berbuat lebih banyak darinya” (HR.
Bukhari, Muslim dan Tirmidzi)
Diriwayatkan
dari Jabir, dari Nabi صلى
الله عليه وسلمbeliau bersabda :
"Barangsiapa yang mengucapkan doa, “Maha suci
Allah dan pujian untuk-Nya”. Maka di tanamkan untuknya sebuah pohon kurma di
surga.[10]”
(HR Tirmidzi)
Istiqomah
dalam berdzikir akan memudahkan baginya menghadap Allah dengan qolbun salim,
dan sebaliknya jika kita tidak konsisten dalam berdzikir maka hal tersebut akan
menjadi penghalang kedekatan dirinya dengan Allah Ta’ala. Diantara macam –
macam dzikir yaitu, menyebut Asma’Nya dan SifatNya, memujiNya, menyanjungNya,
seperti mengucapkan ‘Alhamdulillah’ , ‘Allahu Akbar’ ,
‘Subhanallah’ , ‘Laa ilaha illallah’ . Dan mengingat perintah atau laranganNya,
serta mengingat segala nikmat dan karunia yang telah Allah berikan.
Sesungguhnya
amal yang paling mulia disisi Allah adalah shalat , hal itu berdasarkan firmah
Allah :
... وَلَذِكْرُ
اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ ...
“...Dan
sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari
ibadah-ibadah yang lain...)” (QS. Al ankabut : 45)
Dan
sebaik- baik dzikir adalah membaca Al-Qur’an, karena amalan tersebut merupakan
obat bagi segala penyakit qolbu.
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَاء لِّمَا
فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ
“Hai
manusia, sesungguhnya telah datang kepada kamu pelajaran dari Rabbmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman” (QS. Yunus : 57)
Ustman
bin Affan berkata, “Jikalau qolbu – qolbu kalian suci , maka firman Allah akan
cukup membuat kalian kenyang.” Ibnu Mas’ud berkata, “Barangsiapa yang ingin
mengetahui bahwa Allah mencintainya, maka hadirkanlah dalam dirinya Al- Qur’an.
Dan barangsiapa yang mencintai Al-Qur’an, maka dia telah mencintai Allah,
karena Al-Qur’an adalah kalamNya[11].”
5.2
Bersyukur
Dari Mu’adzra , dia berkata,
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda kepadaku, “Sesungguhnya aku mencintaimu, maka
ucapkanlah ‘ Ya Allah, tolonglah aku untuk mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu
dan beribadah secara baik kepada-Mu.[12]”(HR.
Abu Dawud, An-Nasa’i dan Ahmad)
Mensyukuri
semua yang telah Allah berikan kepada kita dapat memberikan nutrisi tersendiri
untuk semua anggota badan kita, termaksud qolbu. Dilihat dari seginya, maka
segala kebaikan itu datangnya dari Allah dan keburukan itu datangnya dari diri
sendiri. Meskipun demikian, dalam kondisi apapun seorang hamba harus tetap
mensyukuri apapun yang telah Allah berikan kepadanya, walaupun itu sangat kita
benci sekalipun. Ketahuilah, bahwa Allah mengetahui apa yang baik dan buruk
untuh hambanya.
Cara
perwujudan syukur tidak hanya dilakukan oleh anggota tubuh saja. Bisa juga
dilakukan oleh lidah dan qolbu. Perwujudan syukur dengan lidah ialah
menampakkan syukur itu kepada Allah Ta’ala dengan cara memuji-Nya, menampakkan
keridhoan terhadap apa yang datang dari Allah, dan memang manusia di wajibkan
untuk melakukannya. Rasulullah bersabda :
“Membicarakan
nikmat-nikmat Allah adalah syukur dan meninggalkannya adalah kufur[13]”
(HR
Ahmad)
Perwujudan rasa syukur dengan qolbu ialah dengan
berniat melakukan kebaikan dan menyembunyikannya dari semua manusia.
Perwujudan syukur dengan anggota tubuh ialah
menggunakan kenikmatan dari Allah untuk taat kepada-Nya, tidak untuk
mendurhakai-Nya, menutup aib yang di lihatnyapada diri orang muslim lainnya,
dan menutupi pula setiap aib yang di dengarnya.
Di
haruskan mengambil pelajaran tentang syukur nikmat dan kufur dengan contoh ini
dalam menghadapi perkara yang lain ; tatkala sedang beraktivitas, tatkala diam
dan berbicara. Mungkin saja kita diam karena mendapatkan karunia, bisa berarti
syukur dan bisa kebalikannya kufur.
5.3
Tawakal
Allah
berfirman,
وَعَلَى
اللّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ...
“Hendaklah
hanya kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal”
(QS. Ali- imran : 122)
Tawakal
kepada Allah adalah kewajiban qolbu yang mencakup kesempurnaan iman yang harus
di berikan kepada Allah. Sebab tauhid dan iman tidak akan sempurna kecuali
dengan melakukan tawakal. Orang yang bertawakal kepada Allah tidak akan
berharap dan berkeinginan kecuali hanya kepada-Nya. Diriwayatkan oleh
shahihain, bahwasannya nabi pernah menyebutkan bahwa di antara umatnya ada
tujuh puluh ribu orang yang masuk tanpa hisab kemudian beliau bersabda,
“
Yaitu mereka yang tidak minta di ‘kay’ ( sundut besi panas ), tidak meminta di
ruqyah syar’i , tidak meminta membuat ramalan yang buruk-buruk dan kepada Rabb
mereka bertawakal[14]”
(HR Bukhori Muslim)
Tawakal merupakan ungkapan tentang
penyandaran jiwa kepada yang diwakilkan, manusia tidak bisa disebut tawakal
kepada selainnya kecuali setelah dia bersandar kepadanya dalam beberapa hal,
yaitu dalam masalah simpati, kekuatan dan petunjuk. Jika susah mengerti dalam
hal ini, maka bandingkanlah dengan tawakal kepada Allah. Jika qolbu sudah
merasa yakin bahwa tidak ada yang bisa berbuat apapun kecuali hanya Allah saja,
berarti qolbu kita sudah bertawakal kepada Allah semata dan merasa yakin banhwa
selain-Nya itu salah. Tapi perlu diketahui juga, jika tidak mendapatkan keadaan
seperti ini makaa kemungkinan karena ketakutan qolbu atau lemahnya keyakinan.
Jadi, tawakal tidak akan menjadi
sempurna kecuali diliputi oleh kekuatan qolbu dan kuatnya keyakinan. Sebagai manusia
pengaruh tawakal akan tampak dalam segala gerakan kita dan juga termaksud dalam
nutrisi untuk qolbu kita.
Allah Ta’ala berfirman dalam hadist
qudsi tentang kewajiban bertawakal kepadanya :
“Wahai hamba-Ku , setiap kalian itu
adalah lapar kecuali yang Aku beri makan, maka mintalah makan kepada-Ku ,
niscaya Aku akan memberi kalian makan. Setiap kalian adalah telanjang kecuali
yang Aku beri pakaian, maka mintalah pakaian kepada-Ku niscaya Aku akan memberi
kalian pakaian”[15].
(HR. Muslim, At-Tirmidzi, Baihaqi)
Maksud dari hadist diatas adalah
kewajiban untuk bertawakal kepada Allah dalam masalah rezeki. Karena pada
hakikatnya apapun yang di terima manusia baik berupa bahan sandang maupun
pangan itu semua datangnya dari Allah. Manusia hanya mampu berusaha dan
Allahlah yang menentukan segalanya.
5.4 Istighfar
وَاسْتَغْفِرُوا
اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ...
“...Dan mohonlah ampunan kepada
Allah, sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha penyayang.” ( QS.
Al-Muzammil : 20)
Istighfar
dalam bahasa arab artinya memohon maghfirah. Dan maghfirah sendiri artinya
penjagaan dan penghalang dari jahatnya perbuatan dosa. Istighfar sendiri
hukunya, seperti hukum yang berlaku pada penyakit. Apabila Allah berkehendak,
Allah akan menerima ampunan tersebut, terutama permohonan itu diucapkan oleh
orang yang qolbunya sedang dilanda oleh berbagai penyakit.
Hasan
berkata, “ Perbanyaklah istighfar di dalam rumah kalian, di kendaraan,
jalan-jalan, pasar. Majelis-majelis dan di manapun kalian berada, karena kalian
tidak tahu kapan ampunan itu diturunkan oleh Alllah”.
Dari Abu Hurairah ra , bahwa Raulullah SAW bersabda
:
“
Sesungguhnya jika qolbuku lalai, maka aku memohonkan ampun kedapa
Allah dalam sehari
sebanyak seratu kali”[16](HR
Muslim)
Sebagian ulama berkata bahwa istighfar
dengan tetap melakukan dosa adalah taubatnya para pendusta. Maka dari itu
perbanyaklah istighfar dengan niat agar kelak dapat berjumpa dengan Rabb alam
semesta, dan agar semua ibadah kita diterima oleh-Nya.
5.5 Shalawat Nabi
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ
يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّ ۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟
عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا
“ Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya
bershalawat untuk nabi, Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk
nabi dan uvapkanlah penghormatan kepadanya” (QS. Al-Ahzab :56)
Ibnul
Qoyyim berkata “ Maksud dari ayat tersebut adalah bahwa Allah dan para malaikat
bershalawat kepada Rasul-Nya , maka hendaklah kalian ikut bershalawat bersama,
karena kalian telah mendapatkan berkah dari ajaran yang dibawa oleh Rasulullah,
dan agar di anugerahkan kepadanya kedudukan sebagai makhluk paling mulia di
dunia dan akhirat. Shalawat dari Allah merupakan pujian dan penampakan
kemuliaan Nabi, sedangkan shalawat yang di ucapkan oleh makhluk bertujuan
sebagai doa agar kemulian dan keagungan beliau semakin bertambah”.
Dari Abu Hurairah ra, bahwa sesungguhnya .
Rasulullah صلى الله عليه
وسلمbersabda
:
“Barangsiapa yang
bershalawat kepaku satu kali, maka Allah akan
bershalawat kepadanya
sepuluh kali.[17]”(HR.
Muslim)
Makna
hadist tersebut adalah Allah memberi kabar gembira banhwa Allah akan
bershalawat sebanyak sepuluh kali kepada hamba-Nya yang bershalawat kepada
rasul-Nya. Dan ketahuilah bahwa Allah tidak menjadikan sesuatu sebagai balasan
karena mengingat-Nya, kecuali perbuatan itu sebagai bentuk dzikir kepada-Nya.
Rasulullah
juga menganjurkan agar kita senantiasa bershalawat kepadanya pada hari jum’at,
sebagaimana yang kita tahu bahwa hari jum’at adalah hari yang paling mulia bagi
umat nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم.
Dan hal ini juga di jelaskan dalam hadist yang diriwayatkan dari Aus bin Aud,
ia berkata , Rasulullah bersabda :
“ Sebaik-baik hari bagi kalian adalah hari jum’at,
karena pada hari jum’at Adam as diciptakan, dicabut nyawanya , ditiup ruh
kedalam jasadnya, dan di matikannya. Maka perbanyaklah shalawat kepaku pada
hari itu, karena shalawat yang kalian ucapkan akan di perlihatkan kepaku”
Memperbanyak shalawat kepada nabi
dapat meningkatkan kerja qolbu untuk senantiasa mengingat Allah Ta’ala dan
dapat pula menjauhkan kita dari penyakit wahn. Semoga Allah berkenaan menerina
shalawat kita kepada nabi-Nya, dan agar kita dengan mudah menghadap Allah
dengan qolbun yang sehat lagi selamat.
5.6 Muhasabah Diri
Ini
adalah cara terbaik untuk memberi nutrisi pada qolbu, jika cara ini sudah di
lakukan dengan sempurna. Maka hal-hal yang sudah saya singgung di bagian
sebelumnya akan terasa mudah di kerjakan. Karena melalui cara ini kita dapat
dominasi dari nafsu ammarah yang biasa melekat pada insan manusia. Tapi cara
ini tidak bisa dilakukan hanya sekali, cara ini harus terus kita lakukan sampai
akhir hayat kita. Bukan maksud saya, melakukan hal ini tanpa melakukan hal-hal
pemberi nutrisi lainnya. Melainkan. Lakukanlah semua hal tersebut dengan cara
bersamaan tanpa meninggalkan muhasabah diri.
Jika
kita melakukan muhasabah diri karena Allah, maka sungguh di hari kiamat kelak
hisab menjadi ringan, bagi hamba-Nya yang senantiasa melakukan muhasabah di
dunia.
Ketahuilah
setiap tindakan dan ucapan itu akan dihadapkan pada dua pertanyaan ; untuk
siapa ia melakukannya dan bagaimana cara melakukannya ? , maka dari itu
lalukanlah muhasabah sebelum melakukan keinginan atau hasrat untuk beramal.
Jangan pula tergesa-gesa untuk beramal, sampai jelas bahwa hal tersebut lebih
bsik dilskuksn stsu ditinggalkan.
Hasan
berkata, “ Allah merahmati seorang hamba yang bermuhasabah ketika akan
melakukan suatu amalan. Apabila ia melakukannya karena Allah, maka ia akan
melakukannya. Namun, jika karena yang lainnya maka ia aka meninggalkannya”.
Hal
ini dilakukan pula untuk melatih diri agar tidak terbiasa melakukan hal yang
menyimpang dari yang Allah anjurkan dan agar takut beramal untuk selain Allah.
Karena semakin takut seseorang beramal untuk selain Allah, akan membuat diri
untuk hati-hati dalam melakukan setiap amalan.
Sesuatu
yang harus hadir dalam diri kita adalah percaya akan adanya Allah dan hari
akhir, karena hal tersebut akan membuat kita tidak lalai untuk melalukan
muhasabah, serta dapat mengurangi nafsu ammarah yang selalu mengintai kita.
Karena setiap hembusan dari nafas kita amatlah berharga, janganlah
menyia-nyiakan nafas ini untuk sesuatu yang mendatangkan kecelakaan bagi nafs
dan jasad kita. Sungguh kerugian ini akan diperlihatkan oleh Allah di hari
akhir kelak.
Disamping
muhasabah sebelum melakukan sesuatu amal, perlu kita ketahui juga muhasabah
setelah melakukan suatu amal. Karena disaat itu ia akan di hadapkan pula pada
berbagai pertanyaan ; kenapa ia melakukannya? Apakah menginginkan keridhaan
dari Allah, agar kelak dapat bertemu dengannya? Ataukah hanya menginginkan
pujian dari manusia, yang akan membuat ia rugi dan kehilangan semua dan
keberuntungan?
Akhir
dari suatu perbuatan yang tidak disertai muhasabah , dan dianggap mudah bahkan
di sepelekan adalah kehancuran. Inilah keadaan orang yang menutup satu matanya
dari mengahrap ampunan dari Allah. Mengabaikan muhasabah ini, akan segera
membuat orang berbuat dosa bahkan menekuninya. Sampai hal ini akan sulit ia
tinggalkan.
Adapun ayat yang menunjukkan wajibnya melakukan
muhasabah terhadap diri ialah,
... يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ
نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ
“ Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
di perbuatnya untuk hari esok...”
(QS. Al-Hasy :18)
Adapun manfaat dari muhasabah diri
diantaranya dapat mengetahui hak Allah Ta’ala, menjauhkan diri dari sikap ujub
dan riya’ , keluar dari belenggu nafsu, meningkatkan kembali qolbu tang lalai
menjadi taat, dan ialah sebaik-baik renungan. Karena ia akan menghantarkan
qolbu kepada Allah serta Allah mendapati kita sebagai seorang yang rendah, itulah kemuliaan dan kekayaan.
BAB VI
KEMATIAN HUSNUL KHOTIMAH
يَا أَيَّتُهَا
النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ- ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ
رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً- فَادْخُلِي فِي عِبَادِي
- وَادْخُلِي
جَنَّتِي
“Hai
jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi
diridhai; lalu masuklah ke dalam jemaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam
surga-Ku” (QS al-Fajr : 27-30)
Telah di sebutkan diatas bahwa Allah akan
memasukkan hamba-Nya ke dalam syurga jikalau hamba itu memiliki qolbun salim.
Orang yang memiliki qolbun salim akan menjalani kematian dengan husnul khotimah
(kematian yang baik). Ciri-ciri dari kematian husnyl khotimah tersebut ialah :
Husnul khatimah memiliki banyak
tanda-tandanya. Sebagiannya bisa diketahui oleh orang lain yang ada
disekitarnya (walaupun tidak bisa dijadikan sebagai suatu kepastian). Dan
sebagian yang lain, hanya bisa diketahui dan dirasakan oleh orang yang
menghadapi kematian tersebut.
Tanda husnul khatimah yang diketahui
dan dirasakan oleh yang orang yang akan meninggal dunia adalah bisyarah
(kabar gembira) mendapat ridha Allah dan kemuliaan dari-Nya saat kematian tiba.
Hal sebagaimana yang Allah 'Azza wa Jalla firmankan,
إِنَّ الَّذِينَ
قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ
الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ
الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang
mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan
pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan):
"Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan
bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah
kepadamu".” (QS. Al- Fushilat:
30)
Dan bisyarah ini bagi
orang-orang mukmin ketika menghadapi kematian, ketika berada di kuburnya, dan
saat dibangkitkan dari kubur-kubur mereka pada hari kiamat. (Dinukil dari
Khalid Bin Abdurrahman al-Syayi’ dalam makalahnya, “‘Alamaat wa Asbab husnil
Khatimah wa Su’il Khatimah”.)
Dalil lain yang menguatkannya adalah
hadits yang diriwayatkan Imam al-Bukhari dan Muslim dalam Shahih keduanya,
dari Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata: “Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda,
مَنْ أَحَبَّ
لِقَاءَ اللَّهِ أَحَبَّ اللَّهُ لِقَاءَهُ وَمَنْ كَرِهَ لِقَاءَ اللَّهِ كَرِهَ
اللَّهُ لِقَاءَهُ
“Siapa yang suka bertemu dengan Allah,
maka allah pun suka bertemu dengannya. Sebaliknya, siapa yang benci bertemu
Allah, maka Allah juga benci bertemu dengannya.”
Lalau Aisyah bertanya, “Wahai Nabi
Allah, Apa maksud benci kematian itu, padahal kami semua benci kematian?”
Lalu Nabi صلى الله عليه وسلم menjawab,
لَيْسَ
كَذَلِكِ وَلَكِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا بُشِّرَ بِرَحْمَةِ اللَّهِ وَرِضْوَانِهِ
وَجَنَّتِهِ أَحَبَّ لِقَاءَ اللَّهِ فَأَحَبَّ اللَّهُ لِقَاءَهُ وَإِنَّ
الْكَافِرَ إِذَا بُشِّرَ بِعَذَابِ اللَّهِ وَسَخَطِهِ كَرِهَ لِقَاءَ اللَّهِ
وَكَرِهَ اللَّهُ لِقَاءَهُ
“Bukan seperti itu (maksudnya).
Akan tetapi, seorang mukmin, apabila diberi kabar gembira tentang rahmat dan
ridha Allah serta janah-Nya, maka ia akan suka bertemu Allah. Dan sesungguhnya
orang kafir, apabila diberi kabar tentang azab Allah dan kemurkaan-Nya, maka ia
akan benci untuk bertemu Allah, dan Allah-pun membenci bertemu dengannya.”
Imam Abu ‘Ubaid Al-Qayim bin Salam rahimahullaah
menjelaskan makna hadits ini, “Menurutku maknanya bukan membenci kematian
dan kedahsyatannya, karena tak seorangpun bisa menghindarinya. Tetapi yang
dicela dari semua itu adalah mengutamakan dunia dan cenderung kepadanya serta
membenci untuk kembali kepada Allah dan negeri akhirat.” Beliau rahimahullaah
mendasarkan penjelasannya tersebut pada firman Allah Ta’ala yang mencela
suatu kaum karena mencintai kehidupan dunia.
إِنَّ الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ
لِقَاءَنَا وَرَضُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاطْمَأَنُّوا بِهَا وَالَّذِينَ
هُمْ عَنْ آَيَاتِنَا غَافِلُونَ أُولَئِكَ مَأْوَاهُمُ النَّارُ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang
tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami, dan merasa puas
dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan
orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami. Mereka itu tempatnya ialah neraka,
disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan.” (QS. Yunus: 7-8)
Al-Imam al-Khatthabi rahimahullaah
juga menjelaskan mengenai maksud hadits di atas, “Maksud dari kecintaan
hamba untuk bertemu Allah, yaitu ia lebih mengutamakan akhirat daripada dunia.
Karenanya, ia tidak senang tinggal terus-menerus di dunia, bahkan siap
meninggalkannya. Sedangkan makna kebencian adalah sebaliknya”.
Orang yang
suka bertemu dengan Allah:
Ia lebih mengutamakan akhirat daripada dunia. Karenanya, ia tidak senang
tinggal terus-menerus di dunia, bahkan siap meninggalkannya. Sedangkan makna
kebencian adalah sebaliknya.
Imam Nawawi rahimahullaah berkata,”Secara
syari’at, kecintaan dan kebencian yang diperhitungkan adalah saat dicabutnya
nyawa yang saat itu taubat tidak lagi diterima. Maka pada saat itu, setiap
orang akan diberi kabar tentang tempat kembalinya dan apa yang telah disediakan
untuknya, dan akan disingkapkan semua itu kepadanya. Karenanya, Ahlus
Sa’adah (orang-orang yang berbahagia) mencintai kematian dan suka bertemu
dengan Allah serta berpindah kepada apa yang dijanjikan untuk mereka. Dan
Allah-pun suka bertemu dengan mereka, maknanya: akan memberikan balasan yang
banyak dan kemuliaan. (Sebaliknya) orang-orang yang menderita (celaka) membenci
bertemu dengan Allah karena mengetahui tempat buruk yang akan ditinggalinya.
Sehingga Allah juga benci bertemu dengan mereka, maknanya: menjauhkan mereka
dari rahmat dan kemuliaan-Nya . . “ (Disarikan dari Syarah Shahih Muslim)
BAB VII
PENUTUP
Lihatlah kenikmatan dari Allah,
lihatlah nikmat yang kita tak mampu menghitungnya dan lihatlah diri kita yang
lemah dalam menunaikan hak-Nya. Gunakanlah sisa umur untuk meraih apa yang
telah hilang, menghidupkan yang tealh mati dan memperbaiki kesalahan yang telah
lalu.
Lakukanlah semua itu ikhlas dengan
niat semata-mata karena Allah yang akan membuat qolbu menjadi tunduk dan
anggota tubuh menjadi syahdu. Dan akan berjalan menuju Allah dengan qolbu yang
salim. Dan pada akhir tujuan adalah kembali kepada Allah pada hari akhir dengan
akhlak dan perilaku yang lurus, yang dapat mengantarkan ke syurga-Nya.
Dari Anas bin Malik, ia berkata :
Rasulullah bersabda, “ Allah sangat gembira dengan taubat seorang hamba-Nya
yang bertaubat ketika dalam perjalan panjang di tengah padang pasir yang luas
dan tandus, lalu binatang tunggangannya yang membawa bekal makanan dan
minumannya lari, kemudian ia berputus asa dan menghampiri sebuah pohon lalu
bersandar di bawah rindangan pohon tersebut. Di tengah keputus asaannya tersebut
ternyata tunggangannya telah berdiri dihadapannya, lalu ia segera meraih tali
kekangnya, kemudian karna terlalu gembira ia berdoa, “ Ya Allah, engkaulah
hambaKu dan aku Rabb Mu’’. Lalu ia merasa bersalah dan bertaubat karena merasa
gembira.”
BAB
VIII
KESIMPULAN
Qolbu
adalah akal pikiran yang tidak bisa dilihat seperti otak. Qolbu hanya bisa
dirasakan. Akal yang di ciptakan oleh Allah untuk membuat manusia dapat
berpikir jernih. Qolbu diciptkan sebagai sesuatu yang paling beranggung jawab
bagi pemilknya, maka dari itu kita sebagai manusia wajib memperbaiki qolbu.
Qolbun salim adalah qolbu yang paling di cintai oleh Allah, yang tentunya hanya
dimiliki oleh ornag- orang yang mencintai Allah , Rasul dan Jihad.
Kematian
qolbu akan mengakibatkan pemiliknya terperosok ke dalam jurang kehinaan . Oleh
karena itu cukupkanlah diri untuk melakukan suatu amaln yang baik dan sesuai
sunnah, agar kita dapat menghadap Allah kelak dengan Qolbun Salim. Dan kita
akan mendapatkan kematian dengan husnul khotimah. Aamiin
DAFTAR
PUSTAKA
............., 2005. Al-Qur’anil karim.PT.Syamil Cipta
Al-Hambali, Ibnu Rajab, imam Al-ghazali & Al
jauziyyah, Ibnu Qoyyim.
2010. Tazkiyatun Nafs: konsep
penyucian jiwa menurut ulama salaf. Solo: Pustaka Arafah.
Al-Jauziyyah, Ibnu Qoyyim.2010.Manajemen
Qolbu:melumpukan senjata
syetan.Bekasi: Darul Falah
Farid,Ahmad.2012.Tazkiyah An-Nafs:penyucian jiwa
dalam islam.Solo:Pustaka
Arafah
Taimiyah,Ibnu.2012.Tazkiyatun Nafs.Jakarta:Darus sunnah
Qudamah,Ibnu.2011.Mukhtasar minhajul qoshidin.Jakarta:Pustaka
Al-Kautsar
khatimah-yang-bisa-dirasakan-orang-akan-meninggal/
[1]
HR.Bukhari (1/126) , Muslim (11/27,28) ,
Tazkiyah An-Nafs syeikh ahmad farid hal 37
[2]HR.Muslim
, Manajemen Qolbu Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah hal 6
[3](shahih
li ghairih) HR Ahmad (2/540), dan Ibnu majah (3792) Minhajul Qoshidin
[4]HR.
Muslim (4/86) , Abu Dawud (521)
[5]HR
An-Nasa’i (6/25)
[6]Tazkiah
an-nafs, syekh ahmad farid
[7]Sanadnya
dhoif , karena ada abdul muhaimin bin abbas, minhajul qoshidin 180
[8](Shahih
li ghairih) HR. At-Tirmidzi(2140) , Al-Baghawi(88) dan Al-Hakin(2/228) minhajul
qoshidin
[9]Tazkiyah
An-Nafs hal 63
[10]HR
Tirmidzi (3531) , Imam Tirmidzi berkata “hadist ini hasan shahih”
[11]Tazkiyah
An-nafs syeikh ahmad farid hal 70
[12]Hadist
ini shohih, HR Abu Dawud(1522) , An-Nasa’i (3/53) ,Ahmad (5/245)
[13]Dhaif
isnadnya, mukhtasar minhajul qoshidin 349
[14]Mukhtasar
minhajul qoshidin 417
[15]Tazkiyatun
Nafs Ibnu Taimiyah 327
[16]HR
Muslim(17/21) , Abu Dawud (1501)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar